Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Mat 28:18
Full Life: Mat 28:18 - SEGALA KUASA.
Nas : Mat 28:18
Umat Allah dijanjikan wewenang dan kuasa untuk memberitakan Injil di
seluruh dunia (ayat Mat 28:19-20). Tetapi mula-mula mereka har...
Nas : Mat 28:18
Umat Allah dijanjikan wewenang dan kuasa untuk memberitakan Injil di seluruh dunia (ayat Mat 28:19-20). Tetapi mula-mula mereka harus menaati perintah Yesus untuk menantikan janji Bapa yaitu kuasa Roh Kudus pada hari Pentakosta. Kita tak dapat berharap bahwa kuasa yang dijanjikan dalam Kis 1:8 akan menyertai kepergian kita kepada semua bangsa dengan Injil bila kita tidak bersedia mengikuti pola Kis 1:4 (lih. Luk 24:47-49; Kis 1:8; 2:4).
Jerusalem -> Mat 28:18-20
Jerusalem: Mat 28:18-20 - -- Dalam wejangan Yesus yang terakhir ini serta dalam janji yang menyusul tersimpul perutusan Gereja rasuli. Yesus yang dimuliakan berkuasa baik di sorga...
Dalam wejangan Yesus yang terakhir ini serta dalam janji yang menyusul tersimpul perutusan Gereja rasuli. Yesus yang dimuliakan berkuasa baik di sorga maupun di bumi, Mat 6:10; bdk Yoh 17:2; Fili 2:10; Wah 12:1, dan kekuasaanNya itu tidak terbatas, Mat 7:29; Mat 9:6; Mat 21:23, dll. Kekuasaan itu diterimaNya dari Bapa, bdk Yoh 3:35+. Maka murid-murid memakai kekuasaan itu atas nama Yesus dengan membaptis dan mendidik orang Kristen. Perutusan mereka merangkum dunia semesta. Setelah keselamatan terlebih dahulu diberitakan kepada umat Israel sesuai dengan rencana Allah, Mat 10:5-7+; Mat 15:24, maka selanjutnya diberitakan kepada semua bangsa Mat 8:11; Mat 21:41; Mat 22:8-10; Mat 24:14,30 dst.; Mat 25:32; Mat 26:13; bdk Kis 1:8+; Kis 13:5+; Rom 1:16+.
Ende -> Mat 28:18
Ende: Mat 28:18 - -- Mengenai amanat Jesus ini, baik kalau diperhatikan pula, bahwa Mt. kurang
mengindahkan waktu dan tempat terdjadinja peristiwa-peristiwa atau diberikan...
Mengenai amanat Jesus ini, baik kalau diperhatikan pula, bahwa Mt. kurang mengindahkan waktu dan tempat terdjadinja peristiwa-peristiwa atau diberikan suatu pengadjaran, melainkan lebih isi dan tudjuannja. Sebab itu sama sekali tidak pasti, bahwa amanat ini diberikan diatas gunung di Galilea itu. Mungkin sekali sabda inipun termasuk amanat Jesus terachir jang diberikannja di Bukit Zaiton, sebelum naik kesurga. Bdl. Mar 16:15-19; Luk 24:46-51 dan Kis 1:8-12.
Mengingat gagasan Mt. dalam menjusun karangannja, mudah dimengerti, bahwa mengambil amanat ini sebagai penutup jang tepat sekali bagi karangannja. Ia memang merupakan pengachiran tugas Jesus sebagai Mesias jang nampak didunia, untuk menjerahkannja sekarang kepada para rasul. Lagi pula amanat ini merupakan penutup wadjar, sebagai kesimpulan jang tepat seluruh isi dan tudjuan Indjil, sebagaimana Indjil dinjatakan Jesus sepandjang seluruh hidupnja.
Ref. Silang FULL -> Mat 28:18
Ref. Silang FULL: Mat 28:18 - telah diberikan · telah diberikan: Dan 7:13,14; Luk 10:22; Yoh 3:35; Yoh 13:13; Yoh 13:13; Yoh 17:2; 1Kor 15:27; Ef 1:20-22; Fili 2:9,10
· telah diberikan: Dan 7:13,14; Luk 10:22; Yoh 3:35; Yoh 13:13; [Lihat FULL. Yoh 13:13]; Yoh 17:2; 1Kor 15:27; Ef 1:20-22; Fili 2:9,10
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mat 28:16-20
Matthew Henry: Mat 28:16-20 - Amanat untuk Para Rasul Amanat untuk Para Rasul (28:16-20)
Penginjil yang satu ini melewatkan beberapa penampakan lain oleh Kristus yang dicatat oleh Lukas dan Yohanes, da...
Amanat untuk Para Rasul (28:16-20)
- Penginjil yang satu ini melewatkan beberapa penampakan lain oleh Kristus yang dicatat oleh Lukas dan Yohanes, dan langsung menceritakan penampakan ini, yang paling khidmat dari antara semua penampakkan-Nya, karena penampakan tersebut telah dijanjikan berulang-ulang kali dan ditentukan sebelum saat kematian-Nya tiba, serta setelah kebangkitan-Nya terjadi.
- Perhatikan:
- I. Bagaimana para murid menghadiri penampakan-Nya itu sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya (ay. 16). Mereka berangkat ke Galilea, menempuh perjalanan yang jauh untuk melihat Kristus lagi, tetapi hal itu tidaklah sia-sia. Meskipun mereka telah beberapa kali melihat Dia di Yerusalem, mereka tetap berangkat ke Galilea untuk bertemu lagi dengan-Nya di sana:
- . Sebab Dia telah menyuruh mereka berbuat demikian. Sepertinya, mereka tidak perlu sampai pergi ke Galilea untuk bertemu dengan seseorang yang sebetulnya bisa mereka temui di Yerusalem, terutama karena mereka harus segera kembali ke Yerusalem sebelum kenaikan-Nya tiba. Akan tetapi, mereka telah belajar untuk taat kepada perintah Kristus dan tidak berkeberatan melaksanakannya. Perhatikan, orang yang ingin memelihara persekutuan dengan Kristus harus menjumpai Dia di tempat yang telah Ia tetapkan. Mereka yang telah menemui Dia dalam satu ibadah, harus terus menjumpai Dia dalam ibadah yang lain. Mereka yang telah melihat-Nya di Yerusalem, juga harus tetap berangkat ke Galilea.
- . Sebab penampakan tersebut dilakukan di tengah orang banyak dan merupakan pertemuan umum. Mereka memang telah melihat Dia dengan mata kepala mereka sendiri dan telah bercakap-cakap dengan-Nya secara pribadi, namun bukan berarti mereka kini tidak lagi harus menghadiri pertemuan besar itu, saat banyak orang akan berkumpul di sana untuk melihat Dia. Perhatikan, persekutuan pribadi dengan Tuhan tidak boleh mengurangi kehadiran kita dalam penyembahan kelompok, bila kita memang memiliki kesempatan untuk menghadirinya, sebab Allah mencintai pintu-pintu gerbang Sion, sehingga kita pun harus demikian. Tempatnya adalah di sebuah gunung di Galilea, mungkin gunung yang sama di mana Dia dulu pernah berubah rupa. Di sanalah mereka bertemu secara pribadi, yang mungkin dimaksudkan untuk menggambarkan kemuliaan yang hendak dimasuki-Nya, serta persiapan keberangkatan-Nya ke sorga.
- II. Bagaimana reaksi mereka terhadap penampakan Kristus (ay. 17). Inilah saatnya Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus (1Kor. 15:6). Sebagian orang mengira bahwa pertama-tama orang-orang itu melihat-Nya dari kejauhan, yaitu di atas sana, ephthē epanō -- Dia tampak di atas sana, oleh lima ratus saudara (begitulah mereka mengartikannya), sehingga wajar saja kalau ada yang ragu-ragu, sampai Dia datang mendekat (ay. 18) dan mereka pun menjadi yakin.
- Di sini diceritakan:
- . Bahwa mereka lalu menyembah Dia. Banyak di antara mereka yang berbuat demikian, bahkan sepertinya semua yang ada di sana ikut menyembah-Nya. Mereka memberikan penghormatan kepada-Nya sebagai Allah, yang ditandai dengan ungkapan pemujaan mereka kepada-Nya. Perhatikan, semua orang yang memandang Tuhan Yesus dengan mata iman harus menyembah-Nya.
- . Tetapi beberapa orang ragu-ragu, yaitu beberapa di antara mereka yang saat itu hadir di sana juga. Perhatikan, masih saja ada yang ragu-ragu di antara mereka yang bahkan sedang menyembah-Nya di sana. Iman orang yang tulus hati bisa saja sangat lemah dan mudah goyah. Mereka ragu-ragu, edistasan -- terombang-ambing, seperti sebuah timbangan yang berayun-ayun dan susah untuk menentukan sisi mana yang lebih berat. Tetapi, keragu-raguan itu kemudian sirna, dan iman mereka bertumbuh menjadi keyakinan teguh. Keragu-raguan para murid sebelum menjadi percaya justru menambah kehormatan kepada Kristus, sebab dengan demikian mereka tidak bisa dituduh sebagai orang yang terlalu lekas percaya dan mudah dipengaruhi. Sebaliknya, mereka bertanya-tanya terlebih dahulu, lalu membuktikan semuanya, dan memegang teguh kebenaran yang mereka temukan.
- III. Apa yang Yesus Kristus katakan kepada mereka (ay. 18-20), Yesus datang dan berkata kepada mereka. Sekalipun ada beberapa orang yang merasa ragu, Dia tidak lantas menolak mereka, sebab buluh yang terkulai tidak dipatahkan-Nya. Dia tidak berdiri jauh-jauh, melainkan datang mendekat, dan memberi mereka bukti yang kuat mengenai kebangkitan-Nya, seakan-akan Dia membalikkan sisi timbangan yang tadi masih berayun-ayun itu sehingga kini iman mereka menjadi lebih besar daripada keragu-raguan mereka. Dia datang dan berkata-kata kepada mereka secara akrab, layaknya seorang teman, sehingga mereka pun dipuaskan dengan amanat yang hendak diberikan-Nya itu. Dia yang mendekat kepada Allah untuk berbicara bagi kita, kini mendekat kepada kita supaya Dia dapat menyampaikan apa yang Allah ingin katakan kepada kita. Kini Kristus telah menyerahkan hak dan kuasa untuk menjalankan amanat agung Kerajaan-Nya di dunia ini kepada para rasul, dan Dia mengutus mereka ke mana-mana sebagai duta-duta besar-Nya dengan hak penuh dari Dia.
- Ada dua hal yang dapat kita amati dalam kata-kata awal amanat agung Yesus ini:
- . Amanat yang diterima Tuhan Yesus sendiri dari Bapa. Dia hendak memberi kuasa kepada para rasul-Nya. Karena itu, untuk menjawab sekiranya ada yang bertanya, dengan kuasa apa Dia melakukan hal itu, serta siapa yang memberikan kuasa tersebut, maka Dia memberi tahu kita, Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Pernyataan yang sungguh hebat, yang tidak bisa dikatakan oleh siapa pun juga kecuali Dia. Dengan begitu Ia menyatakan kekuasaan-Nya atas seluruh alam semesta dan dunia ini sebagai Sang Pengantara, yang merupakan dasar yang sangat agung dalam agama Kristen. Dia memiliki segala kuasa.
- Perhatikan:
- (1) Dari mana Dia mendapatkan kuasa ini. Dia tidak mengarang-ngarangnya sendiri atau merampasnya dari seseorang. Kuasa itu diberikan kepada-Nya. Dia berhak atas kuasa tersebut, dan berhak menggunakannya, karena kuasa tersebut telah dikaruniakan oleh Sang Sumber Hayat dan sekaligus Sumber dari segala kuasa. Aku telah melantik raja-Ku (Mzm. 2:6), dan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud (Luk. 1:32). Sebagai Allah yang setara dengan Bapa, segala kuasa sedari dulu memang adalah milik-Nya, tetapi sebagai Sang Pengantara, yaitu Allah yang menjadi manusia, segala kuasa diberikan kepada-Nya sebagai upah dari pekerjaan yang telah Ia tuntaskan (Allah meninggikan Dia karena Dia telah merendahkan diri-Nya). Selain itu, juga untuk menyempurnakan rancangan Allah bagi-Nya. Kepada-Nya telah diberikan kuasa atas segala yang hidup, sehingga Ia dapat memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah diberikan kepada-Nya (Yoh. 17:2). Dengan demikian, Ia dapat terus mengerjakan dan menuntaskan karya keselamatan bagi kita. Pada saat Ia bangkit, kuasa itu diberikan kepada-Nya dengan cara yang lebih nyata (Kis. 13:3). Sebelumnya, Ia memang telah memiliki kuasa, yaitu kuasa untuk mengampuni dosa (9:6), tetapi kini segala kuasa diberikan kepada-Nya. Kini Dia dinobatkan sebagai Raja (Luk. 19:12), yang akan duduk di sebelah kanan (Mzm. 110:1). Kini Dia dapat memiliki kuasa itu setelah membayar lunas harganya, dan kuasa itu telah menjadi milik-Nya untuk selamanya.
- (2) Di mana Dia memiliki kuasa itu, yaitu di sorga dan di bumi, di seluruh alam semesta. Kristus adalah Penguasa dunia satu-satunya, Dia adalah Tuhan dari semua orang (Kis. 10:36). Dia memiliki segala kuasa di sorga. Dia memiliki kuasa dan memerintah para malaikat, dan mereka semua adalah hamba-hamba-Nya (Ef. 1:20-21). Dia memiliki kuasa untuk mengantarai doa-doa kita dengan Bapa karena Dia telah menunaikan tugas penebusan-Nya. Dia bersyafaat tidak seperti seorang pemohon, melainkan sebagai seorang yang berkuasa; Bapa, Aku mau supaya ... Dia juga memiliki segala kuasa di bumi. Setelah berhasil menyenangkan hati Allah dengan menjadi korban penebusan, Ia kini berkuasa atas manusia melalui perannya sebagai seorang Pendamai. Dia adalah Sang Penguasa dan Pemerintah tertinggi atas segala perkara dan atas semua orang. Oleh Dia, raja-raja memerintah. Semua jiwa adalah milik-Nya, dan di hadapan-Nya setiap hati dan segenap lutut harus bertelut, dan setiap lidah harus mengaku bahwa Dialah Tuhan. Semua ini dikatakan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya, bukan saja untuk memuaskan keingintahuan mereka mengenai kuasa yang Dia telah memberikan kepada mereka dan menyuruh mereka melaksanakan amanat-Nya, tetapi juga untuk menghapus aib kayu salib. Mereka tidak perlu merasa malu lagi bahwa Kristus pernah disalibkan, setelah menyaksikan sendiri bagaimana Dia kini begitu dipermuliakan.
- . Amanat yang diberikan-Nya kepada orang-orang yang dia utus: Karena itu pergilah.
- Amanat ini diberikan:
- (1) Terutama kepada para rasul yang merupakan pelayan utama dalam Kerajaan Kristus, yaitu para arsitek yang membangun dasar gereja. Mereka yang telah mengikut Yesus dalam penuaian jiwa-jiwa baru itu kini duduk di atas takhta (Luk. 22:30). Pergilah. Kata itu bukan saja merupakan perintah seperti dalam kalimat, Pergilah bekerja, anakku, tetapi juga mengandung penguatan di dalamnya, Pergilah dan jangan gentar, bukankah Aku telah mengutusmu? Pergi dan kerjakanlah ini sebagai pekerjaanmu. Mereka tidak boleh hanya tinggal di satu tempat dan menyuruh bangsa-bangsa untuk berkumpul di sana dan mendengarkan mereka, tetapi merekalah yang justru harus pergi untuk mengantarkan kabar Injil sampai ke pintu rumah bangsa-bangsa. Pergilah kamu. Selama ini mereka sangat menyukai kehadiran Kristus secara fisik, bergantung pada hal itu serta mendasarkan segenap sukacita dan harapan mereka pada hal tersebut, tetapi kini Kristus hendak melepaskan mereka dari ketergantungan terhadap kehadiran jasmani-Nya dan mengutus mereka untuk pergi ke luar wilayah mereka dan mengerjakan tugas lain. Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, untuk mengajari mereka terbang (Ul. 32:11), begitulah Kristus menggoyangbangkitkan para murid-Nya, untuk menyebar mereka ke seluruh penjuru dunia.
- (2) Amanat itu juga diberikan untuk para penerus mereka, yaitu para pelayan Injil Tuhan, yang berkewajiban menyalurkan Injil dari masa ke masa, sampai akhir zaman, sebagaimana tugas rasul-rasul pertama untuk menyampaikan Injil kepada bangsa-bangsa, sampai ke pelosok dunia. Janji dalam Perjanjian Lama mengenai pelayanan Injil harus terus digenapi (Yes. 59:21), dan hal ini harus benar-benar dipahami, sebab jika tidak, bagaimana mungkin Kristus dapat selalu bersama-sama mereka sampai kepada akhir zaman? Pada waktu Kristus naik ke sorga, janji ini tidak hanya diberikan-Nya kepada rasul-rasul dan nabi-nabi, melainkan juga kepada pemberita-pemberita Injil, gembala-gembala dan pengajar-pengajar (Ef. 4:11).
- Perhatikanlah kini:
- [1] Sejauh mana amanat itu harus dijalankan, yaitu kepada semua bangsa. Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku. Hal ini bukan berarti mereka harus pergi bersama-sama ke setiap tempat, tetapi berbagi tugas dan berpencar sedemikian rupa sehingga terang Injil dapat memancar ke berbagai tempat dengan cara yang terbaik. Berikut adalah alasan yang menjelaskan mengapa Kristus menghendaki amanat-Nya ini dijalankan demikian, yaitu:
- Pertama, karena kovenan atau perjanjian yang khusus dibuat dengan bangsa Yahudi kini harus dibatalkan dan dihapuskan. Perkataan Yesus itu telah merubuhkan benteng pemisah yang telah sekian lama menghalangi bangsa bukan-Yahudi untuk masuk sebagai anggota jemaat di dunia ini. Dulu ketika pertama kali diutus, para rasul dilarang untuk pergi kepada orang-orang bukan-Yahudi. Tetapi kini mereka diutus ke segala bangsa.
- Kedua, keselamatan melalui Kristus harus ditawarkan kepada semua orang, sehingga tidak ada seorang pun yang terkecuali, selain mereka yang memang menolak keselamatan itu karena kedegilan dan kebebalan mereka sendiri. Keselamatan yang harus mereka beritakan adalah keselamatan yang terbuka bagi semua orang. Siapa saja yang mau, biarlah ia datang dan mengambil keuntungan dari pengampunan yang ditawarkan itu, sebab kini tidak ada lagi perbedaan antara orang Yahudi atau orang Yunani dalam Kristus Yesus.
- Ketiga, Kekristenan harus dimasukkan dalam undang-undang nasional, supaya kerajaan-kerajaan di dunia ini dapat terhitung sebagai Kerajaan-Kerajaan Kristus juga, dan raja-raja mereka bisa berperan sebagai ayah yang memelihara jemaat.
- [2] Maksud utama amanat tersebut, yaitu untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus. Mathēteusate -- "Terima mereka sebagai murid-murid. Lakukan semampumu untuk menjadikan semua bangsa menjadi bangsa-bangsa Kristen," dan bukannya, "Pergilah ke semua bangsa, dan umumkan penghukuman-penghukuman dari Allah atas mereka seperti yang dilakukan Yunus terhadap orang-orang di Niniwe atau seperti nabi-nabi lainnya di zaman Perjanjian Lama" (meskipun mereka memang layak menerima semua itu oleh karena kejahatan mereka), melainkan, "Pergilah dan jadikanlah mereka murid-Ku." Kristus Sang Pengantara sedang mendirikan Kerajaan-Nya di dunia ini dan membuat bangsa-bangsa menjadi warga Kerajaan-Nya. Dia sedang membangun sebuah sekolah dan mengundang bangsa-bangsa untuk menjadi sarjana-sarjana-Nya. Dia sedang mengerahkan pasukan-Nya untuk berperang melawan kuasa kegelapan dan menaruh nama setiap bangsa di bawah panji-Nya. Pekerjaan yang harus dilakukan para rasul itu adalah untuk menancapkan ajaran agama Kristen di segala tempat, yang merupakan suatu pekerjaan yang mulia, bahkan prestasi para pahlawan dunia ini tidak ada apa-apanya dibanding pekerjaan tersebut. Para pahlawan di dunia ini menaklukkan bangsa-bangsa untuk kepentingan mereka sendiri, sehingga bangsa-bangsa itu menderita. Tetapi, para rasul menaklukkan mereka untuk Kristus, dan membuat mereka bahagia.
- [3] Petunjuk-petunjuk yang Ia berikan kepada mereka untuk melaksanakan amanat-Nya.
- Pertama, mereka harus menerima murid-murid melalui upacara baptisan kudus. "Pergilah ke segala bangsa, beritakan Injil kepada mereka, lakukan mujizat di antara mereka dan yakinkan mereka untuk masuk dengan sukarela dengan membawa serta anak-anak mereka ke dalam gereja Kristus, dan terimalah mereka dan keluarga mereka sebagai bagian dari gereja Kristus dengan membaptis mereka dengan air," baik dengan cara membenamkan mereka ke dalam air, ataupun dengan mencurahkan atau memercikkan air kepada mereka, yang kelihatannya lebih cocok dilakukan, sebab cara ini telah banyak diungkapkan, seperti dalam Yesaya 44:3, Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan Titus 3:5-6, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita, serta Yehezkiel 36:25, Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, dan juga Yesaya 52:15, Demikianlah Ia akan membuat tercengang banyak bangsa (KJV: "Demikianlah Ia akan memercikkan banyak bangsa"), yang kelihatannya merupakan nubuat mengenai amanat untuk membaptis bangsa-bangsa.
- Kedua, baptisan ini harus dilakukan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Artinya:
- . Oleh kuasa dari sorga, dan bukan kuasa manusia, sebab para pelayan-Nya bertindak dengan kuasa yang berasal dari tiga pribadi ke-Allah-an, dan ketiganya berperan serta dalam penciptaan dan juga penebusan kita. Ketiganya menjalankan tugas di bawah meterai sorgawi yang menunjukkan keagungan tugas tersebut, yang sekalipun menurut pandangan mata jasmani, sebagaimana Dia yang telah membentuknya, tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada.
- . Menyerukan nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Segala hal dikuduskan melalui doa, dan terutama melalui air baptisan. Doa yang diimani mengandung hadirat Allah di dalam pelaksanaannya, dan hal itu merupakan keindahan dan semaraknya, sumber hidup dan kekuatannya. Tetapi,
- . Hal itu dilakukan dalam nama (eis to onoma) Bapa, Anak dan Roh Kudus. Hal ini dijadikan intisari dari dasar-dasar pertama agama Kristen dan perjanjian baru, dan berdasarkan itulah pengakuan iman yang mula-mula disusun. Dengan memberi diri dibaptis, maka dengan khidmat kita mengakui:
- (1) Persetujuan kita terhadap penyataan yang berupa firman Allah yang menyingkapkan mengenai Allah yang adalah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Kita mengakui kepercayaan kita bahwa Allah itu ada, dan hanya ada satu Allah, bahwa dalam diri Allah ada Bapa yang memperanakkan, Anak yang diperanakkan, dan Roh Kudus dari keduanya. Kita dibaptis bukan dalam berbagai nama, tetapi dalam nama Bapa, Anak, dan Roh, yang dengan jelas menekankan bahwa ketiganya adalah satu, dan nama mereka juga satu. Disebutkannya tiga pribadi secara terpisah dalam Tritunggal, baik dalam baptisan Kristen maupun dalam pemberkatan Kristen (2Kor. 13:13) merupakan bukti menyeluruh dari doktrin Tritunggal, sehingga kemurniannya selalu dilestarikan dan dijaga di dalam gereja sepanjang masa, sebab tidak ada satu hal pun yang lebih besar dan hebat dalam perkumpulan Kristen dibanding kedua hal tersebut.
- (2) Persetujuan kita terhadap hubungan kovenan atau perjanjian dengan Allah, Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Baptisan adalah sebuah sakramen, yaitu, sebuah sumpah; super sacramentum dicere, yang artinya mengatakan di bawah sumpah. Baptisan adalah sebuah sumpah untuk meninggalkan sesuatu, yang melaluinya kita melepaskan dunia dan kedagingan sebagai musuh Allah dalam menduduki takhta hati kita. Baptisan juga merupakan sumpah setia, yang melaluinya kita berserah dan memberikan diri kita menjadi milik Allah, yaitu segenap diri kita, jiwa, raga dan roh, untuk dikuasai oleh kehendak-Nya, dan dibuat bahagia dalam anugerah-Nya. Kita menjadi umat-Nya, sehingga kita berbakti kepada-Nya. Oleh karena itulah baptisan diterapkan pada pribadi seseorang, karena yang didedikasikan kepada Allah adalah seorang manusia.
- [1] Baptisan dalam nama Bapa, artinya mempercayai Dia sebagai Bapa dari Tuhan kita Yesus Kristus (karena hal itulah yang terutama dimaksudkan di sini), oleh peranakan yang kekal, dan Bapa kita, sebagai Pencipta, Pemelihara, dan Pelindung kita, dan kepada-Nyalah kita berserah sebagai pemilik yang memiliki diri kita secara mutlak, yang mengatur dan menggerakkan kita, serta sebagai Pemimpin tertinggi kita yang memerintah kita sebagai utusan-utusan-Nya yang merdeka melalui hukum-Nya, dan juga sebagai sumber kebaikan utama dan tujuan tertinggi kita.
- [2] Dalam nama Anak, Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah, yang berkaitan dengan Bapa. Baptisan merupakan sebuah cara istimewa yang dilakukan dalam nama Tuhan Yesus (Kis. 8:16; 19:5). Dalam upacara baptisan kita mengaku, seperti halnya Petrus, bahwa Engkau adalah Kristus, Anak Allah yang hidup (16:16), dan setuju, seperti halnya Tomas, Ya Tuhanku dan Allahku (Yoh. 20:28). Kita mengakui Kristus sebagai Nabi, Imam, dan Raja kita, serta memberi diri kita untuk diajar, diselamatkan, dan diperintah oleh-Nya.
- [3] Dalam nama Roh Kudus, artinya kita mempercayai Roh Kudus sebagai salah satu pribadi Allah dan karya-Nya dalam melaksanakan penebusan kita. Kita menyerahkan diri kita dalam tuntunan dan karya-Nya sebagai Roh yang menguduskan, mengajar, membimbing, dan menghibur kita.
- Ketiga, mereka yang telah dibaptis dan termasuk salah satu murid Kristus, harus diajari (ay. 20), ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Hal ini menyiratkan dua hal.
- . Tugas para murid, yaitu semua orang Kristen yang telah dibaptis. Mereka harus memperhatikan dan melaksanakan segala sesuatu yang telah diperintahkan Kristus. Untuk itu, mereka harus tunduk kepada ajaran siapa pun yang telah Dia utus. Keterlibatan kita dalam sebuah gereja adalah untuk mencapai sesuatu yang lebih dalam. Saat Kristus telah menjadikan kita murid-Nya, bukan berarti Dia telah selesai berurusan dengan kita. Dia justru sedang membentuk pasukan yang dapat Dia latih untuk melayani-Nya.
- Jadi, semua orang yang telah dibaptis, wajib:
- (1) Menjadikan perintah Kristus sebagai pegangan mereka. Ada hukum iman, dan dikatakan bahwa kita ada di bawah hukum Kristus. Kita terikat oleh baptisan, dan harus taat.
- (2) Memperhatikan apa yang telah diperintahkan Kristus. Ketaatan kepada perintah Kristus memerlukan pengamatan yang tekun. Kita bisa saja melewatkan banyak hal jika kita lalai dalam bertekun, dan dalam segenap ketaatan kita, kita harus memusatkan perhatian kepada perintah itu dan melakukan segala sesuatu seakan-akan kita melakukannya untuk Tuhan.
- (3) Memperhatikan segala sesuatu yang telah Dia perintahkan tanpa pengecualian, yaitu seluruh kewajiban moral dan segala tata aturan yang telah dilembagakan atau ditetapkan. Ketaatan kita kepada hukum Kristus tidak bisa dikatakan tulus jika tidak mencakup seluruh hukum-Nya. Kita harus benar-benar melakukan seluruh kehendak-Nya.
- (4) Membatasi diri hanya pada perintah-perintah Kristus, dengan tidak menambahi atau mengurangi sesuatu dari perintah-perintah-Nya.
- (5) Mempelajari dan mengenal kewajiban mereka menurut hukum Kristus, dari mereka yang telah Dia urapi untuk menjadi pengajar di sekolah-Nya, karena untuk itulah kita diizinkan masuk dan belajar di sana.
- . Tugas para rasul dan pelayan Kristus, yaitu untuk menyampaikan perintah-perintah Kristus, dan menjelaskannya kepada para murid, dan menekankan pentingnya ketaatan terhadap perintah-perintah itu serta membantu mereka menerapkan perintah-perintah Kristus dalam perkara-perkara tertentu. Mereka tidak boleh mengajarkan ketentuan-ketentuan mereka sendiri kepada murid-murid, melainkan mengajarkan ketetapan-ketetapan Allah yang harus senantiasa ditaati. Orang-orang Kristen harus dilatih untuk mengetahui ketetapan-ketetapan-Nya itu. Karena itu, suatu pelayanan tetap harus dibentuk di dalam gereja, untuk membangun tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kedewasaan penuh (Ef. 4:11-13). Para pewaris sorga harus selalu ada di dalam pengawasan para pengajar dan pemimpin sampai mereka dewasa.
- . Inilah jaminan yang Ia berikan kepada mereka, yaitu kehadiran Roh-Nya yang akan menyertai mereka dalam menjalankan amanat itu: Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Janji besar yang tak ternilai ini diawali dengan kata ketahuilah, untuk menguatkan iman mereka dan menarik perhatian mereka. "Perhatikanlah janji ini baik-baik, supaya kamu bisa yakin teguh dan bisa bertahan."
- Perhatikanlah:
- (1) Bantuan yang dijanjikan kepada mereka, Aku menyertai kamu. Bukannya, Aku akan menyertai kamu, tetapi Aku sedang menyertai kamu -- ego eimi. Seperti halnya Allah mengutus Musa, demikianlah Kristus mengutus rasul-rasul-Nya dengan sebutan ini: Aku. Sebab, Ia adalah Allah, yang bagi-Nya masa lalu, masa kini dan masa depan itu sama (Why. 1:8). Sebentar lagi Ia akan meninggalkan mereka, kehadiran jasmani-Nya kini tidak akan lagi menyertai mereka, dan hal ini menyedihkan hati mereka. Namun Ia meneguhkan mereka dengan janji-Nya untuk selalu menyertai mereka di dalam Roh, yang bahkan lebih berguna bagi mereka daripada kehadiran-Nya secara jasmani. Aku menyertai kamu, artinya "Rohku menyertai kamu, Penghibur itu akan tinggal di dalam kamu (Yoh. 16:7). Aku menyertai kamu, bukannya melawan kamu. Aku menyertai kamu sebagai seorang sekutu yang mendampingimu, berdiri di pihakmu dan dengan tetap hati melawan mereka, seperti yang dilakukan oleh pemimpin kita Mikhael (Dan. 10:21). Aku menyertai kamu, dan tidak pernah tidak hadir di dekatmu; Aku Penolong dalam kesesakan sangat terbukti" (Mzm. 46:2). Kini Kristus sedang mengutus mereka untuk melakukan suatu tugas agung, yaitu membangun Kerajaan-Nya di dunia. Karena itulah Dia menjanjikan penyertaan-Nya kepada mereka, yaitu:
- [1] Untuk membawa mereka melalui kesulitan-kesulitan yang akan mereka hadapi. "Aku menyertaimu, untuk menyokongmu, untuk menjadi pembelamu. Aku menyertaimu dalam segala pelayanan dan penderitaanmu, untuk memampukan kamu melalui semua itu dengan penghiburan dan kehormatan. Saat kamu menempuh api atau air, Aku akan menyertaimu. Ketahuilah, Aku menyertai kamu di atas mimbar, bahkan sampai di dalam penjara."
- [2] Supaya berhasil menjalankan tugas agung ini, ketahuilah, "Aku menyertai kamu, sehingga pelayananmu dalam menjadikan semua bangsa murid-Ku akan mendatangkan buah, dan meruntuhkan benteng-benteng Iblis, serta membangun benteng-benteng yang lebih kuat untuk Tuhan Yesus." Sepertinya tidak mungkin mereka akan dapat memasukkan agama dalam undang-undang bangsa, mengubah arus yang telah begitu lama mengalir, dan membangun ajaran yang secara langsung begitu berlawanan dengan ajaran para orang pintar di zaman itu, serta membujuk orang untuk menjadi murid-murid Yesus yang telah disalibkan itu, tetapi ketahuilah, Aku menyertaimu, dan karena itulah usahamu akan mendatangkan hasil.
- (2) Kelanjutan dari apa yang telah dijanjikan itu, senantiasa sampai kepada akhir zaman.
- [1] Mereka akan terus memiliki hadirat-Nya. Senantiasa, pasas tas hēmeras -- segala hari, setiap hari. "Aku akan menyertai kamu pada hari-hari Sabat dan hari-hari biasa lainnya di sepanjang minggu, di hari-hari yang indah maupun hari-hari yang buruk, di musim dingin maupun panas." Tidak ada satu hari atau satu jam pun yang dilalui gereja dan para pelayan Tuhan kita Yesus tanpa penyertaan-Nya, sebab jika tidak demikian, maka mereka akan jatuh celaka pada hari dan jam itu juga. Sejak kebangkitan-Nya, Dia telah menampakkan diri kepada mereka beberapa kali, mungkin seminggu sekali, dan jarang sekali lebih dari itu. Tetapi Dia meyakinkan mereka bahwa mereka akan selalu memiliki penyertaan-Nya di dalam Roh tanpa terputus sedetik pun. Di mana pun kita berada, firman Kristus selalu dekat dengan kita, bahkan ada dalam mulut kita, dan Roh Kristus pun selalu dekat kita, bahkan di dalam hati kita. Allah Israel, Juruselamat terkadang menjadi Allah yang menyembunyikan diri (Yes. 45:15), tetapi tidak pernah menjadi Allah yang tidak hadir. Dia mungkin terkadang seperti terselubung dalam gelap, namun tidak pernah menjauh.
- [2] Mereka akan terus memiliki hadirat-Nya tanpa henti, bahkan sampai kepada akhir zaman. Di depan kita ada sebuah dunia yang tidak akan berakhir, tetapi dunia yang sekarang ini sedang bergegas menuju akhirnya. Namun, sekalipun demikian, agama Kristen akan terus hidup, entah di belahan dunia sebelah sini atau di ujung belahan sana, dan hadirat Kristus akan terus menyertai para hamba-Nya. Aku menyertai kamu sampai kepada akhir zaman, bukan dalam bentuk manusia yang lekas mati, tetapi:
- Pertama, menyertai kamu dan tulisan-tulisan yang kamu buat. Ada kuasa ilahi yang menyertai firman dalam Perjanjian Baru, yang bukan saja hanya memelihara keberadaannya, tetapi juga menghasilkan dampak yang luar biasa yang akan terus berlangsung sampai kepada akhir zaman.
- Kedua, menyertai kamu dan para penerusmu, menyertai kamu dan semua pelayan Injil di sepanjang masa, menyertai semua yang terpanggil untuk menjalankan amanat ini, yaitu mereka yang dipanggil dan diutus, yang membaptis dan mengajar. Saat akhir zaman tiba, dan Kerajaan itu diambil alih oleh Allah Bapa, maka para hamba Tuhan dan pelayanan mereka tidak lagi diperlukan, tetapi selagi hal itu belum terjadi, mereka harus terus bergiat, dan maksud dari amanat yang telah ditetapkan ini harus dilaksanakan sampai berhasil. Perkataan yang diucapkan Kristus kepada para rasul, yaitu, Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau, juga dikatakan kepada segenap pelayan Kristus lainnya yang setia, untuk menguatkan iman mereka.
- Ada dua salam perpisahan yang disampaikan Tuhan kita Yesus kepada gereja-Nya, dan perkataan selamat berpisah-Nya sangatlah membesarkan hati, salah satunya tertulis di sini. Sewaktu menutup percakapan pribadi-Nya dengan mereka, Ia mengucapkan kalimat perpisahan ini, "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman; Aku meninggalkan kamu, tetapi Aku akan selalu bersama kamu." Ucapan perpisahan lainnya adalah saat Ia menutup firman Allah melalui pena murid yang dikasihi-Nya, "Ya, Aku datang segera! Aku meninggalkanmu hanya sesaat saja, tetapi sesaat saja pula Aku akan bersamamu lagi" (Why. 22:20). Dengan kalimat perpisahan seperti itu Dia menunjukkan bahwa Dia tidak berpisah dengan mereka dalam amarah, melainkan dalam kasih, dan Dia menghendaki supaya kita tetap menjaga persekutuan kita dengan-Nya dan setia menantikan-Nya.
- Hanya ada satu kata saja yang masih tersisa di sini, yang tidak boleh dilewatkan, yaitu kata Amin, yang tidak dimaksudkan hanya sebagai sebuah kata penutup yang tidak ada artinya seperti kata tamat pada akhir sebuah buku, tetapi ada artinya tersendiri, yaitu,
- . Kata tersebut menandakan peneguhan Kristus atas janji-Nya ini: Ketahuilah, Aku menyertai kamu. Itu adalah Amin-Nya sendiri, yang di dalam diri-Nya semua janji adalah ya dan amin, "Sesungguhnya Aku menyertai dan akan menyertai kamu. Akulah Sang Amin, Saksi yang setia, dan aku menjamin hal itu bagimu." Atau,
- . Kata itu menegaskan persetujuan jemaat akan hal yang dijanjikan itu dalam kerinduan, doa dan pengharapan mereka. Itu merupakan kata Amin sang penginjil -- jadilah seperti itu, Tuhan yang terkasih. Kata amin kita terhadap semua janji Kristus membuat janji-janji tersebut menjadi doa. Bukankah Kristus telah berjanji untuk selalu menyertai para hamba-Nya, dalam firman dan persekutuan umat-Nya, saat dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, dan hal ini bahkan akan terus berlangsung sampai akhir zaman? Marilah kita mengatakan Amin dengan segenap hati terhadap janji-Nya itu. Percayalah bahwa hal itu akan terjadi, dan berdoalah supaya hal itu terjadi. Tuhan, ingatlah kata-kata yang telah Engkau janjikan kepada hamba-hambaMu ini, yang telah memberi kami pengharapan.
SH: Mat 28:18-20 - Melakukan Kehendak Yesus Kristus (Kamis, 18 Mei 2023) Melakukan Kehendak Yesus Kristus
Dari sejarah kekristenan, kita belajar untuk tidak puas hanya dengan jumlah. Kualitas mesti tetap menjadi yang terut...
Melakukan Kehendak Yesus Kristus
Dari sejarah kekristenan, kita belajar untuk tidak puas hanya dengan jumlah. Kualitas mesti tetap menjadi yang terutama. Kuantitas tidak akan berarti tatkala kualitas tidak ada.
Sebelum naik ke surga, Tuhan Yesus mengutus para murid-Nya untuk pergi memberitakan Injil. Ia ingin agar semua bangsa menjadi murid-Nya, menerima baptisan dalam nama Allah Tritunggal, dan melakukan kehendak-Nya (18-20). Kehendak-Nya adalah terwujudnya Kerajaan Allah di bumi, di mana keadilan, kasih, kedamaian, dan keutuhan terjadi serta dirasakan oleh segala bangsa dan seluruh ciptaan.
Menjadikan murid berarti membuat seseorang mau belajar dari Tuhan Yesus dan melakukannya dengan disiplin. Kata "murid" (bhs. Inggris disciple) berkaitan dengan disiplin. Orang yang menjadi murid Yesus mesti punya komitmen untuk mendisiplinkan diri dalam melakukan apa yang Yesus perintahkan.
Mereka yang mau menjadi murid harus dibaptis, yakni menjadi orang-orang yang bukan hanya menjadi milik Tuhan, tetapi juga menjadi utusan-Nya untuk mewujudkan Kerajaan Allah. Hanya dengan sungguh-sungguh menjadi murid Tuhan, kita akan mampu mewujudkan Kerajaan Allah.
Secara manusiawi semua itu mungkin terasa tidak mudah. Namun, Tuhan Yesus telah menjamin bahwa kita akan mampu melakukannya tatkala kita sungguh-sungguh berkomitmen dan bersandar pada kasih dan kuasa-Nya. Ia berjanji untuk menyertai kita sampai pada akhir zaman karena segala kuasa di surga dan di bumi ada di tangan-Nya.
Karena itu, kita bersyukur. Bagi setiap murid-Nya, Tuhan Yesus adalah Allah yang luar biasa. Ia tidak hanya berkenan memberikan keselamatan kepada kita, tetapi juga memakai kita agar kita menjadi sarana terwujudnya Kerajaan Allah di bumi. Ia menghendaki segala kebaikan bagi semua orang dan segala makhluk.
Mari kita dengan sepenuh hati menjadi utusan-Nya yang diperlengkapi dan disertai-Nya senantiasa. Jangan ragu untuk menjadi murid-Nya, dan teruslah bertekun memuridkan orang lain supaya mereka juga menjadi murid-Nya. [MTH]
SH: Mat 28:16-20 - Meyakinkan para murid Yesus. (Senin, 13 April 1998) Meyakinkan para murid Yesus.
Bila mereka yang tidak menyukai Yesus menyebarkan saksi dusta, para pengikut Yesus sebaliknya melakukan yang Yesus perin...
Meyakinkan para murid Yesus.
Bila mereka yang tidak menyukai Yesus menyebarkan saksi dusta, para pengikut Yesus sebaliknya melakukan yang Yesus perintahkan. Mereka ke Galilea. Mereka menyembah Dia. Mereka kini menyadari bahwa Dia adalah Pribadi yang Maha Kuasa karena telah mengalahkan maut. Namun di antara mereka masih ada yang ragu. Itu sebabnya Tuhan Yesus menampakkan diri kepada mereka berulangkali seperti yang telah dijanjikan-Nya (ayat 7), dan menegaskan bahwa nasib sejarah manusia dan kelangsungan semesta ini ada dalam tangan-Nya.
Makna komitmen kita kepada Yesus. Seseorang disebut Kristen bukan karena menerima ajaran Kristen tertentu, tetapi karena ada dalam relasi dan komitmen yang jelas terhadap dan dengan Yesus Kristus. Komitmen itu ialah menerima Ke-Tuhanan-Nya yang telah mengalahkan maut, yang menguasai seisi jagad, untuk diri kita. Hubungan sedemikian menyebabkan kita ada dalam posisi sebagai para saksi Kristus kepada sesama kita. Bila ada orang berani mengaku diri Kristen namun menolak kebangkitan dan Ketuhanan-Nya, orang itu sebenarnya mengakui bahwa ia menyangkal Tuhan Yesus.
Renungkan: Kehidupan yang bersaksi dan kesaksian kita bagi Yesus serasi dengan fakta bahwa Dia adalah Tuhan yang hidup.
SH: Mat 28:16-20 - Perintah terakhir Yesus (Selasa, 17 April 2001) Perintah terakhir Yesus
Sekarang Matius tiba pada sebuah konklusi yang sarat
dengan muatan perintah kepada para murid untuk segera
dilaksanakan. Na...
Perintah terakhir Yesus
Sekarang Matius tiba pada sebuah konklusi yang sarat dengan muatan perintah kepada para murid untuk segera dilaksanakan. Namun sebelum para murid terlibat dalam pelaksanaan perintah tersebut, ada hal lain yang Matius paparkan tentang kondisi iman para murid. Hal ini nampak dari reaksi mereka ketika melihat Yesus. Ada yang langsung menyembah-Nya, tetapi ada juga yang meragukan-Nya.
Matius memaparkan kepada pembaca tentang fakta bahwa ada murid Yesus Kristus yang masih meragukan-Nya, dan bahwa Yesus tahu tentang keadaan tersebut. Artinya, Yesus tahu hati setiap orang, baik mereka yang percaya sungguh bahwa diri-Nya telah bangkit dari kematian dan menang atas maut, maupun mereka yang meragukan-Nya. Namun keraguan manusia tidaklah menjadi penghalang bagi Yesus untuk memberikan 'amanat agung' kepada para murid. Karenanya sebelum 'amanat agung' itu diberikan kepada mereka, Yesus terlebih dahulu membereskan keraguan beberapa orang di antara mereka. Memang, setiap orang yang mau, dan sedang terlibat dalam pekerjaan Allah haruslah orang yang telah memiliki persekutuan dan hubungan yang tulus dan suci dengan Yesus Kristus. Itu berarti, tidak ada seorang pun yang dapat terlibat sebagai perpanjangan tangan Yesus Kristus untuk menyatakan amanat agung-Nya bila orang tersebut tidak memiliki hubungan yang kental, indah, dan mesra dengan Tuhan Yesus Kristus.
Wajar bila Matius memaparkan tindakan Yesus sebelumnya untuk membereskan keraguan hati di antara para murid tentang keberadaan diri-Nya. Tujuan-Nya adalah nantinya para murid akan keluar dengan dasar komitmen yang sama bahwa Yesus Kristus yang mereka imani adalah Tuhan yang berotoritas atas maut, alam semesta, bahkan sejarah manusia. Dengan demikian tanggung jawab untuk melaksanakan 'amanat agung' itu dapat terwujud. Para murid memikul tanggung jawab yang besar dalam pelaksanaan amanat agung ini. Tapi mereka tidak sendiri dalam pelaksanaannya, karena penyertaan Yesus terhadap mereka takkan berkesudahan.
Renungkan: Peran yang sekarang Kristen lakoni adalah peran para murid. Itu berarti tanggung jawab untuk mewujudkan amanat agung Yesus Kristus pun menjadi bagian kita.
Pengantar Kitab Yeremia 27-33
Pasal 27-29: Pasal-pasal ini merupakan bagian dari periode yang terangkum dalam pasal 21-29. Yehuda sudah memasuki masa- masa terakhir dalam kehidupannya sebagai sebuah bangsa. Nubuat Yeremia terbukti dengan datangnya serbuan dari Babel.
Dua pasal ini khususnya berbicara tentang nabi palsu dan ajarannya yang tak henti-hentinya membingungkan bangsa Yehuda yang sedang menghadapi situasi yang sangat genting karena kepungan Babel. Namun Yeremia tidak lelah-lelahnya memanggil Yehuda untuk menaati kehendak Allah dengan cara tunduk kepada Babel (27:1-22). Nubuatnya ditegaskan dengan menubuatkan kematian Hananya yang segera digenapi (28:1-17). Namun surat Yeremia kepada orang-orang Yehuda yang berada di pembuangan membuahkan tantangan yang baru bagi Yeremia.
Yeremia 30-33: Pasal 30-33 berisi salah satu nubuat yang paling penting dalam keseluruhan Perjanjian Lama. Yeremia menyampaikan nubuat-nubuat yang tercatat dalam pasal- pasal ini kepada bangsa Yehuda pada saat mereka dikepung oleh tentara Babel selama 18 bulan. Yeremia memaparkan penglihatan yang luar biasa tentang rencana Allah bagi umat pilihan-Nya di masa yang akan datang, setelah mereka mengalami pembuangan.
Yeremia memaparkan bagaimana Allah akan membawa Israel dan Yehuda pulang dan memulihkan mereka serta akan menghukum bangsa yang sudah menawan mereka.
Selain itu Yeremia juga menyampaikan wahyu Allah yang baru dan mengejutkan. Allah bermaksud menetapkan perjanjian yang baru dengan Israel. Perjanjian ini berbeda dengan perjanjian yang pernah Allah tetapkan di Gunung Sinai. Perjanjian baru ini akan mentransformasi bangsa Israel dari dalam diri mereka sehingga mereka akan dimampukan untuk menikmati seluruh berkat Allah. Namun demikian kunci bagi Kristen untuk memahami perjanjian baru ini adalah Yesus Kristus. Perjanjian baru ditetapkan dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
SH: Mat 28:16-20 - Amanat agung (Selasa, 6 April 2010) Amanat agung
Untuk apa Yesus masih tinggal empat puluh hari di tengah-tengah para
murid-Nya, setelah kebangkitan-Nya (Kis. 1:3)? Untuk
memp...
Amanat agung
Untuk apa Yesus masih tinggal empat puluh hari di tengah-tengah para murid-Nya, setelah kebangkitan-Nya (Kis. 1:3)? Untuk mempersiapkan para murid menjadi juru berita Injil, dengan pengajaran mereka dan dengan hidup mereka. Selama tinggal beberapa waktu dengan para murid, mereka diteguhkan bahwa berita bohong para imam yang disampaikan oleh para prajurit benar-benar kebohongan belaka.
Selama empat puluh hari itu Yesus berulang kali hadir di tengah-tengah mereka. Ia mengajar dan menunjukkan bahwa Diri-Nya adalah penggenapan nubuat Perjanjian Lama (Luk. 24:27) dan perkataan-Nya sebelumnya (Luk. 24:44-45). Ia meneguhkan iman mereka agar mereka tidak ragu-ragu lagi untuk menjadi saksi-saksi-Nya, dan mengajarkan Kerajaan Allah yang hanya bisa dimasukkan melalui iman dan kelahiran baru oleh Roh Kudus.
Betul, masih ada yang ragu-ragu (ayat 17), tetapi kelak setelah Roh Kudus turun, semua akan diperlengkapi kuasa. Sebelum naik ke surga, Yesus mengklaim dan menegaskan otoritas-Nya di surga dan di bumi. Dengan otoritas demikian murid-murid dapat bergantung kepada-Nya dan melaksanakan Amanat Agung yang Yesus berikan, sebagai saksi-saksi-Nya baik dari Yerusalem sampai ke ujung bumi karena Injil itu bersifat universal (Kis. 1:8). Mereka harus pergi, bukan menunggu orang datang kepada mereka. Mereka harus memuridkan orang lain agar cakap pula memuridkan orang lain lagi. Akhirnya mereka harus membentuk satu umat Tuhan melalui baptisan dalam nama Allah Tritunggal agar gereja dapat terus menjadi saksi. Ia menjanjikan penyertaan yang berkelanjutan dan kehadiran Roh Kudus yang akan memberikan kuasa kepada mereka.
Kitalah para murid dari proses pemuridan yang mengalir sepanjang sejarah Kristen. Sudahkah kita memuridkan orang lain agar berita Injil terus berkumandang dari satu generasi ke generasi lainnya?
SH: Mat 28:16-20 - Menjadi murid yang memuridkan (Selasa, 2 April 2013) Menjadi murid yang memuridkan
Pernahkah Anda mendapat amanat? Misalnya, amanat dari orang tua Anda untuk melanjutkan usaha keluarga. Amanat merupakan...
Menjadi murid yang memuridkan
Pernahkah Anda mendapat amanat? Misalnya, amanat dari orang tua Anda untuk melanjutkan usaha keluarga. Amanat merupakan pesan atau perintah yang keberadaannya lebih dari sekadar permintaan. Ada wibawa yang mengikat dalam sebuah amanat untuk kita laksanakan. Biasanya bila kita menerima suatu amanat, kita merasa terbeban untuk memenuhi amanat tersebut. Itulah yang terjadi pada hari ketika Yesus mengumpulkan murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke surga. Ia memberikan amanat kepada murid-murid-Nya. Amanat inilah yang kemudian dikenal sebagai Amanat Agung.
Amanat Agung mengandung tiga makna yang saling berkaitan satu sama lain. Yang pertama adalah "Pergi dan jadikan murid". Tugas menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus adalah tugas mereka yang telah menjadi murid Kristus terlebih dahulu. Menurut Andar Ismail dalam bukunya "Selamat Berkiprah", menjadi murid di sini berarti mengikut guru dan melakukan kehendaknya. Dengan melakukan kehendak sang Guru, diharapkan adanya buah yang ditunjukkan lewat perilaku sehari-hari, sehingga orang lain yang melihatnya akan tertarik dan mau menjadi murid Yesus. Perkara pertobatan adalah karya Roh Kudus, perkara pemuridan adalah tanggung jawab murid Kristus!
Yang kedua mengenai baptisan. Baptisan adalah tanda atau meterai bahwa kita telah menjadi bagian dari keluarga besar Kerajaan Allah. Baptisan juga adalah kesaksian atau pengakuan percaya. Menjadi murid Kristus tidak berhenti pada pengakuan dalam hati, tetapi pengakuan kepada publik. Yang ketiga, mengenai ajaran. Kalimat "Melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" merupakan amanat agar ajaran Yesus kemudian juga terus disebarkan oleh semua orang yang menerimanya sama seperti yang murid-muridnya lakukan.
Amanat Agung Yesus ini berlaku turun temurun. Kita adalah murid Kristus karena murid-murid-Nya yang terdahulu telah memuridkan kita. Tongkat estafet pemuridan kini ada di tangan Anda dan saya. Apakah tongkat itu akan terhenti perjalanannya di tangan kita?
SH: Mat 28:16-20 - Amanat Agung Yesus (Selasa, 18 April 2017) Amanat Agung Yesus
Apakah definisi dari menginjili? Menurut Perjanjian Lausanne (1974) yang dihasilkan dari Kongres Internasional Penginjilan Sedunia...
Amanat Agung Yesus
Apakah definisi dari menginjili? Menurut Perjanjian Lausanne (1974) yang dihasilkan dari Kongres Internasional Penginjilan Sedunia di Lausanne: Menginjili adalah menyebarkan Kabar Baik bahwa Yesus Kristus mati untuk dosa-dosa kita dan dibangkitkan dari antara orang mati sesuai dengan Kitab Suci, dan sebagai Tuhan yang memerintah, kini Ia menawarkan pengampunan dosa dan karunia-karunia Roh kepada semua orang yang bertobat dan percaya.
Dalam bacaan Santapan Harian ini, Yesus mempersiapkan para murid untuk melaksanakan Amanat Agung-Nya. Berdasarkan berita yang disampaikan para perempuan itu, mereka pun berangkat menuju Galilea (16). Ternyata informasi tersebut benar adanya. Yesus telah mendahului mereka dan menampakkan diri-Nya di sana (17). Namun, ada beberapa murid yang meragukan kebangkitan Yesus itu nyata atau hanya tipuan belaka.
Kepada para peragu ini, Yesus tidak menolak dan mempertanyakan keraguan mereka. Ia memilih untuk lebih mendekat kepada mereka, agar mereka melihat Yesus secara pribadi dari dekat (17-18). Sepertinya mendekatnya Yesus membawa pengaruh bagi mereka. Setelah para murid yakin sepenuhnya akan Yesus yang bangkit, pada momen itulah Yesus menegaskan bahwa otoritas dan kuasa yang dimiliki-Nya berasal dari Allah Bapa (18). Lalu Ia memberikan Amanat Agung-Nya kepada para murid, yaitu untuk menjadikan segala bangsa menjadi murid Yesus, dengan cara pergi menjangkau mereka, membaptiskan mereka, dan mengajarkan kebenaran Tuhan kepada mereka (19-20). Dan Ia menutup Amanat Agung-Nya dengan memberian janji penyertaan kepada para murid dalam menjalankan tugas Amanat Agung Yesus (20).
Tugas Amanat Agung Yesus itu berlaku bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya, bukan hanya tugas rohaniwan semata. Mungkin sebagian kita merasa gentar dan tidak mampu melakukannya. Jangan khawatir jika kita melakukan bagian kita menjalankan Amanat Agung ini, Tuhan berjanji akan menyertai kita sepanjang masa! [MFS]
Pengantar Kitab 1 Tawarikh
Sejarah Israel adalah rangkaian kisah bangsa pilihan Allah untuk menggenapkan rencana keselamatan-Nya, yang dimulai dari panggilan Allah atas Abraham (Kej. 12:1) sampai pada masa berakhirnya pemerintahan Kerajaan Israel, yaitu dibuangnya raja Yoyakhin ke Babel dan kehancuran Bait Allah serta tembok kerajaan Yerusalem pada masa raja Zedekia (2Raj. 25).
Untuk menambahkan catatan sejarah yang belum ditulis oleh penulis kitab Raja-raja, seorang penulis yang tidak diketahui dengan pasti, diperkirakan Ezra, ahli kitab, mahir dalam kitab Taurat Musa (Ezr. 7:6), menuliskan catatan sejarah untuk melengkapi. Pada Kitab Suci Kanon Ibrani diberi nama dibhere ha-yamim, yang artinya catatan mengenai rentetan peristiwa penting dalam sejarah Israel.
Nama Tawarikh diberikan oleh Jerome, penerjemah Alkitab dalam bahasa Vulgata, pada abad 4 Masehi. Ia mengetengahkan bahwa penulisan Kitab Tawarikh adalah sejarah yang sakral di tarikh = masa, tahun peristiwa yang harus dipaparkan dalam konteksnya.
Penulis kitab Tawarikh menuliskan sejarah keselamatan Allah melalui Israel secara detail dalam keturunan Yehuda dan dinasti Kerajaan Selatan, yang perjanjian kerajaan diikatkan Tuhan kepada Daud dan dinastinya (2Sam. 7). Penulis memulai dengan catatan keturunan mulai Adam, Abraham, Esau, suku Yehuda (dari keturunan Yakub), dan suku-suku lain sampai ke masa raja-raja mulai dari Saul lalu kerajaan terbelah: Utara dan Selatan, sampai dua kerajaan hancur dan masa pembuangan. Di akhir kitab 2 Tawarikh ada catatan singkat tentang Tuhan yang menggerakkan hati raja Koresy dari Persia untuk memulangkan bangsa Yehuda yang ada di wilayah Kerajaan Babilonia yang sudah ditaklukkan.
Kitab Tawarikh berisi sejarah kerajaan Israel sampai kepada kerajaan Koresy yang fokus kepada sejarah keselamatan dengan pola penulisan yang berbeda dengan kitab Raja-raja. Penulis menunjukkan "Tangan kasih setia" Tuhan yang sudah mengikat perjanjian dengan Israel tetap setia menjaga sekalipun tembok kerajaan sudah hancur luluh.
SH: Mat 28:16-20 - Pesan Terakhir (Selasa, 11 April 2023) Pesan Terakhir
Ketika seseorang berada di ujung akhir masa hidupnya, biasanya ia akan menyampaikan pesan terakhir yang sangat penting. Melalui pesan ...
Pesan Terakhir
Ketika seseorang berada di ujung akhir masa hidupnya, biasanya ia akan menyampaikan pesan terakhir yang sangat penting. Melalui pesan itu ia mengungkapkan harapannya yang terbesar bagi orang-orang yang masih hidup.
Demikian juga yang Yesus lakukan di bukit di Galilea sebelum Dia naik ke surga (16). Ia memberikan Amanat Agung kepada para murid. Ia meyakinkan mereka akan kuasa-Nya sebagai Allah (18). Dengan kuasa itulah Ia mengutus mereka untuk tugas yang sangat penting. Ia ingin supaya mereka memuridkan semua bangsa, membaptis orang-orang di dalam nama Allah Tritunggal, dan mengajar para murid baru untuk mengerti segala perintah Tuhan (19-20a).
Pada akhirnya, Yesus juga menjanjikan bahwa penyertaan-Nya akan terus nyata hingga akhir zaman (20b). Maka, walau para murid harus terus melayani tanpa kehadiran-Nya secara fisik, mereka tidak perlu takut sebab Yesus telah menaklukkan segala sesuatu di dalam kedaulatan-Nya.
Bagi para murid yang berasal dari Galilea dengan tingkat pendidikan yang terbatas dan hidup pas-pasan, pergi memberitakan Injil ke segala tempat dapat dipandang sebagai hal yang mustahil.
Mungkin pikiran mereka berkecamuk dengan keraguan dan ketakutan akan risiko dan tanggung jawab yang besar. Namun, tugas itu disertai dengan janji penyertaan yang terlebih besar. Mereka diutus untuk melakukan tugas yang mulia di dalam sejarah, dan bersama dengan mereka ada Allah Yang Mahamulia yang senantiasa menyertai mereka.
Tugas itu juga diteruskan kepada kita. Pada masa kini kita diyakinkan oleh firman-Nya bahwa segala kuasa di bumi dan di surga telah diserahkan kepada-Nya. Seperti kesebelas murid pada abad pertama, kita juga dapat mengambil bagian dalam tugas pemuridan bangsa-bangsa, pembaptisan, dan pengajaran firman Allah. Ke mana pun kita pergi untuk membawa kabar sukacita, janji penyertaan-Nya menjadi pegangan dalam hidup kita.
Mari kita kerjakan Amanat Agung yang Tuhan berikan sambil menantikan kedatangan-Nya kembali. [PMS]
SH: Mat 28:1-20 - Kebangkitan menyatakan otoritas-Nya (Minggu, 27 Maret 2005) Kebangkitan menyatakan otoritas-Nya
Titik pusat iman Kristen ada pada kebangkitan Tuhan Yesus. Itu
sebabnya setiap Injil mencatat peristiwa ini ...
Kebangkitan menyatakan otoritas-Nya
Titik pusat iman Kristen ada pada kebangkitan Tuhan Yesus. Itu
sebabnya setiap Injil mencatat peristiwa ini sebagai klimaks.
Para penulis Injil menjadikan kebangkitan Yesus sebagai acuan
bagi pertumbuhan gereja.
Mengapa kebangkitan Tuhan Yesus begitu penting? Karena kebangkitan Tuhan Yesus sekaligus menjadi isi misi Kristen, kuasa yang mendorong misi, dan jaminan janji penyertaan yang pasti (ayat 18-20). Pertama, kebangkitan Tuhan Yesus adalah isi misi Kristen. Kabar baik yang harus disampaikan para wanita kepada para murid dan nanti yang akan disampaikan para murid kepada dunia ini adalah "Kristus sudah bangkit!" (ayat 6-7,19). Kabar baik ini akan memerdekakan. Kebangkitan-Nya memberikan kuasa untuk hidup sebagai murid Tuhan (ayat 20a).
Kedua, kebangkitan Tuhan Yesus membuktikan otoritas-Nya sebagai Anak Allah. Para wanita yang bertemu pertama kali dengan Dia yang sudah bangkit dan para murid lainnya yang kemudian berjumpa dengan-Nya di Galilea, tersungkur menyembah Dia (ayat 9,17). Sikap ini serasi dengan klaim Tuhan Yesus tentang otoritas-Nya (ayat 18). Dia sungguh Anak Allah! Ketiga, kebangkitan Tuhan Yesus menjadi jaminan bagi penggenapan janji-Nya kepada para murid untuk menyertai mereka senantiasa (ayat 20b).
Kita menjadi orang beriman, Gereja hadir di tengah-tengah dunia karena dan untuk Tuhan Yesus. Orang Kristen dan Gereja ada bukan saja untuk menikmati keselamatan dari Tuhan Yesus, melainkan menjadi saksi-saksi Kristus. Tugas kesaksian itu mengandung tiga sifat. Pertama, bersifat universal mencakup semua orang (ayat 19). Kedua, bersifat pemuridan membimbing orang masuk ke dalam seluruh pengajaran Yesus. Ketiga, bersifat membentuk keumatan melalui baptisan. Memiliki tiga ciri misi ini adalah tanda kesejatian kehidupan Kristen dan Gereja.
Camkan: Jangan puas bahwa kita telah selamat. Milikilah dorongan kuat untuk bersaksi bagi Kristus.
Topik Teologia -> Mat 28:18
Topik Teologia: Mat 28:18 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Keputusan-keputusan Allah
Kehendak Allah
Kehendak Allah di Dalam...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kehendak Allah
- Kehendak Allah di Dalam Kehidupan Orang-orang Percaya
- Orang-orang Percaya Memberitakan Kehendak-Nya
- Keselamatan
- Panggilan
- Natur Panggilan
- Mereka yang Dipanggil Allah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Memberitakan Injil Melalui Kata dan Perbuatan
- Injil Harus Diberitakan di Mana Saja
TFTWMS -> Mat 28:18-20; Mat 28:18
TFTWMS: Mat 28:18-20 - Amanat Yesus AMANAT YESUS (Matius 28:18-20)
Yesus telah mengajar orang banyak itu "sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka" (...
AMANAT YESUS (Matius 28:18-20)
Yesus telah mengajar orang banyak itu "sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka" (7:29). Ia telah menunjukkan otoritas-Nya dalam mengampuni dosa dengan menyembuhkan orang lumpuh (9:2-8). Otoritas yang Ia miliki sewaktu di bumi—mengajar, menyembuhkan, dan mengampuni dosa—diberikan kepada Dia oleh Bapa (11:27; lihat 21:23-27). Yesus pernah mengutus Dua Belas murid pada penugasan yang terbatas dan memberi mereka "kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan"(10:1). Sekali lagi, Ia mengutus mereka keluar; tapi kali ini ke seluruh dunia dengan pesan keselamatan yang lengkap.
TFTWMS: Mat 28:18 - Segala Kuasa "Segala Kuasa" (Matius 28:18)
18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.&quo...
"Segala Kuasa" (Matius 28:18)
18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi."
Ayat 18. Yesus mengumumkan, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi." Maksud-Nya adalah bahwa Bapa telah mengaruniakan kepada Dia kuasa tertinggi. Ia telah dipilih oleh Bapa-Nya untuk menjadi Tuhan era Kristen.
Paulus belakangan akan berkata, "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama" (Flp. 2:9). Segala sesuatu yang dilakukan dalam agama saat ini harus dilakukan "dalam nama-Nya," atau dengan kuasa-Nya. Sebelum kebangkitan-Nya kasusnya tidak seperti itu (Yoh. 15:16; 16:23-26), tetapi di era terakhir sejarah manusia ini kasusnya seperti itu (Luk. 24:46, 47; Kisah 2:38; 4:12; Kol. 3:17). Yesus naik ke sebelah tangan kanan Allah, sangat ditinggikan sekali (22:44; 26:64; Kisah 2:34-36; Flp. 2:9-11). Ia duduk di atas takhta itu dan sedang memerintah atas kerajaan-Nya (1 Kor. 15:24-28.), Ia adalah kepala atas gereja-Nya (Efe. 1:20-23; Kol. 1:18).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Matius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali di...
Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali ditempatkan pertama sebagai pengantar PB dan "Mesias, Anak Allah yang hidup" (Mat 16:16). Walaupun nama pengarang tidak disebutkan dalam nas Alkitab, kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M) menyatakan bahwa Injil ini ditulis oleh Matius, salah seorang murid Yesus.
Jikalau Injil Markus ditulis untuk orang Romawi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL MARKUS" 08165) dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL LUKAS" 08169), maka Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi. Latar Belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk
- (1) ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat PL untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
- (2) hal merunut garis silsilah Yesus, bertolak dari Abraham (Mat 1:1-17);
- (3) pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus adalah "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
- (4) penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga segan menyebut nama Allah secara langsung dan
- (5) petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).
Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja, serta dengan saksama menyatakan lingkup universal Injil (mis. Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20).
Tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Akan tetapi, ada alasan kuat untuk beranggapan bahwa Matius menulis sebelum tahun 70 M ketika berada di Palestina atau Antiokia di Siria. Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis, sedangkan ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama adalah Injil Markus.
Tujuan
Matius menulis Injil ini
- (1) untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai kehidupan Yesus,
- (2) untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang dinubuatkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan
- (3) untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa
- (1) hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis.
- (2) Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.
Survai
Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan Israel yang dinubuatkan. Yesus menggenapi nubuat PL dalam kelahiran-Nya (Mat 1:22-23), tempat lahir (Mat 2:5-6), peristiwa kembali dari Mesir (Mat 2:15) dan tinggal di Nazaret (Mat 2:23); Ia juga diperkenalkan sebagai Oknum yang didahului oleh perintis jalan Sang Mesias (Mat 3:1-3); dalam hubungan dengan lokasi utama dari pelayanan-Nya di depan umum (Mat 4:14-16), pelayanan penyembuhan-Nya (Mat 8:17), peranan-Nya selaku hamba Allah (Mat 12:17-21), ajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan (Mat 13:34-35), peristiwa memasuki Yerusalem dengan jaya (Mat 21:4-5) dan penangkapan-Nya (Mat 26:56).
Pasal 5-25 (Mat 5:1--25:46) mencatat lima ajaran utama yang disampaikan oleh Yesus dan lima kisahan utama mengenai perbuatan-Nya yang besar sebagai Mesias. Lima ajaran utama itu adalah:
- (1) Khotbah di Bukit (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (2) pengarahan bagi orang yang diutus untuk berkeliling memberitakan Kerajaan itu (pasal 10; Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan tentang Kerajaan Allah (pasal 13; Mat 13:1-30);
- (4) sifat seorang murid sejati (pasal 18; Mat 18:1-35) dan
- (5) ajaran di Bukit Zaitun mengenai akhir zaman (pasal 24-25; Mat 24:1--25:46).
Lima kisah utama dalam Injil ini adalah:
- (1) Yesus mengerjakan tanda ajaib dan mukjizat, yang menegaskan tentang realitas kerajaan itu (pasal 8-9; Mat 8:1--9:38);
- (2) Yesus mempertunjukkan lebih lanjut adanya kerajaan (pasal 11-12; Mat 11:1--12:50);
- (3) Pengumuman kerajaan menimbulkan bermacam-macam krisis (pasal 14-17; Mat 14:1--17:27);
- (4) Yesus berjalan ke Yerusalem dan tinggal di situ pada minggu terakhir (Mat 19:1--26:46);
- (5) Yesus ditangkap, dihakimi, disalibkan dan bangkit dari antara orang mati (Mat 26:47--28:20). Tiga ayat yang terakhir dari kitab Injil ini mencatat "Amanat Agung" Yesus.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Injil ini.
- (1) Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
- (2) Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
- (3) Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus
- (a) selama pelayanan-Nya di Galilea dan
- (b) mengenai hal-hal terakhir (eskatologi).
- (4) Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan PL jauh lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (5) Kerajaan Sorga\Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (6) Matius menekankan
- (a) standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (b) kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
- (c) kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.
- (7) Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat 16:18; Mat 18:17).
Full Life: Matius (Garis Besar) Garis Besar
I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11)
A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17)
B....
Garis Besar
- I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11) - A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17) - B. Kelahiran dan Pengungsian ke Mesir
(Mat 1:18-2:23) - C. Perintis Jalan Sang Mesias
(Mat 3:1-12) - D. Pembaptisan Sang Mesias
(Mat 3:13-17) - E. Pencobaan Sang Mesias
(Mat 4:1-11) - II. Pelayanan Mesianis Yesus di dan sekitar Galilea
(Mat 4:12-18:35) - A. Ringkasan Pelayanan yang Awal di Galilea
(Mat 4:12-25) - B. Ajaran tentang Kemuridan dalam Kerajaan
(Mat 5:1-7:29) - C. Kisahan I: Perbuatan-Perbuatan Luar Biasa dari Kerajaan
(Mat 8:1-9:38) - D. Ajaran tentang Pemberitaan Kerajaan
(Mat 10:1-42) - E. Kisahan II: Kehadiran Kerajaan
(Mat 11:1-12:50) - F. Ajaran tentang Rahasia Kerajaan
(Mat 13:1-58) - G. Kisahan III: Krisis Kerajaan
(Mat 14:1-17:27) - H. Ajaran tentang Keanggotaan dalam Kerajaan
(Mat 18:1-35) - III.Puncak Pelayanan Mesianis Yesus di Yudea/Perea dan Yerusalem
(Mat 19:1-26:46) - A. Perjalanan Yesus ke Yerusalem
(Mat 19:1-20:34) - B. Minggu Terakhir yang dilewatkan Yesus di Yerusalem
(Mat 21:1-26:46) - 1. Masuk Yerusalem dan Penyucian Bait Allah
(Mat 21:1-22) - 2. Perdebatan dengan Orang Yahudi
(Mat 21:23-22:46) - 3. Pengecaman terhadap ahli Taurat dan Orang Farisi
(Mat 23:1-39) - 4. Ajaran di Bukit Zaitun tentang Masa Depan Kerajaan
(Mat 24:1-25:46) - 5. Komplotan untuk Mengkhianati Yesus
(Mat 26:1-16) - 6. Perjamuan Terakhir
(Mat 26:17-30) - 7. Getsemani
(Mat 26:31-46) - IV. Yesus Ditangkap, Diadili dan Disalibkan
(Mat 26:47-27:66) - A. Yesus Ditangkap
(Mat 26:47-56) - B. Yesus Diadili
(Mat 26:57-27:26) - C. Yesus Disalibkan
(Mat 27:27-56) - D. Yesus Dikubur
(Mat 27:57-66) - V. Yesus Bangkit
(Mat 28:1-20) - A. Penemuan Luar Biasa Para Wanita
(Mat 28:1-10) - B. Saksi-Saksi Palsu
(Mat 28:11-15) - C. Amanat Tuhan yang Bangkit
(Mat 28:16-20)
Matthew Henry: Matius (Pendahuluan Kitab) Di hadapan kita terdapat,
I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari...
Di hadapan kita terdapat,
- I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari Alkitab kita, yang juga disebut kovenan baru, karena kata yang digunakan memiliki kedua makna tersebut. Sebenarnya, bila menyinggung tindakan dan perbuatan Kristus, sebagaimana dimaksudkan di sini, maka istilah yang paling tepat adalah wasiat (Inggris: testament), sebab Kristuslah sang Pemberi Wasiat itu, yang berlaku sah melalui kematian-Nya (Ibr. 9:16-17). Tidak seperti suatu kovenan, dalam wasiat tidak terdapat kesepakatan bersama antara pihak-pihak yang terlibat. Dalam wasiat, apa yang dijanjikan itu dianugerahkan, meskipun bersyarat, berdasarkan suatu kehendak, yakni kehendak bebas, maksud baik dari Sang Pemberi Wasiat. Seluruh anugerah yang terdapat di dalam kitab ini bersumber pada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Karena itu, jika kita tidak mengakui Dia sebagai Tuhan kita, kita tidak dapat mengharapkan manfaat apa pun dari-Nya sebagai Juruselamat kita. Perjanjian ini disebut perjanjian baru, untuk membedakannya dari perjanjian yang diberikan Musa, namun bukan karena perjanjian Musa ini sudah tidak berlaku; juga untuk menyatakan bahwa perjanjian tersebut harus selalu baru, tidak menjadi usang dan ketinggalan zaman. Kitab-kitab Perjanjian Baru ini bukan saja memuat penemuan seutuhnya akan anugerah yang sudah nyata menyelamatkan semua manusia, tetapi juga merupakan sebuah sarana yang sah yang melaluinya anugerah itu disampaikan dan berdiam atas semua orang percaya. Sudah seyogyanyalah dengan cermat kita memelihara, dan dengan penuh perhatian serta sukacita kita membaca pesan dan wasiat terakhir seorang sahabat, yang melalui wasiat itu telah meninggalkan suatu warisan besar, dan bersama warisan ini pula telah mengungkapkan kasih-Nya yang mendalam kepada kita! Betapa terlebih mulianya wasiat yang diberikan Juruselamat kita yang terberkati itu, yang menjamin seluruh kekayaan-Nya yang tidak terkatakan bagi kita! Ini sungguh wasiat-Nya; meskipun wasiat itu, seperti umumnya surat wasiat, ditulis oleh orang lain (kita tidak memiliki bukti apa pun yang merupakan tulisan Kristus sendiri), namun Dia sendirilah yang menyatakannya; dan pada malam sebelum Ia mati, melalui perjamuan malam, Ia menandatangani, memeteraikan, dan mengumumkannya di hadapan dua belas orang saksi. Sebab, meskipun kitab-kitab ini baru ditulis setelah beberapa tahun kemudian, demi manfaat bagi generasi-generasi selanjutnya, in perpetuam rei memoriam – sebagai suatu peringatan abadi, Perjanjian Baru Yesus, Tuhan kita, sudah ditetapkan, dikukuhkan, dan diberitakan sejak kematian-Nya, sebagai sebuah wasiat lisan, yang tentangnya catatan-catatan dalam kitab-kitab tersebut memiliki kesamaan yang tepat. Hal-hal yang dituliskan oleh Lukas merupakan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara orang waktu itu (hal-hal yang diyakini secara pasti, KJV), dan karena itu sudah dikenal baik sebelum ia sendiri menuliskannya. Namun, ketika peristiwa-peristiwa itu dituliskan, tulisan tersebut melampaui dan menyisihkan tradisi lisan, dan tulisan-tulisan ini menjadi perbendaharaan Perjanjian Baru itu. Hal ini ditunjukkan juga dalam judul tambahan yang mengawali banyak salinan Perjanjian Baru bahasa Yunani, Tēs kainēs Diathēkēs Hapanta – Keseluruhan Perjanjian Baru, atau segenap hal mengenainya. Di dalamnya diungkapkan seluruh maksud Allah berkenaan dengan keselamatan kita (Kis. 20:27). Sama sebagaimana hukum Tuhan sempurna adanya, demikian pula halnya dengan Injil Kristus, dan tidak ada lagi yang ditambahkan kepadanya. Kita telah memiliki semuanya, dan tidak ada yang perlu dicari lagi.
- II. Di hadapan kita terdapat Keempat Injil. Injil berarti kabar baik, atau berita kesukaan; dan sejarah kedatangan Kristus ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang berdosa ini jelas-jelas merupakan kabar terbaik yang pernah datang dari sorga ke atas bumi; malaikatlah yang memberikan sebutan kesukaan bagi berita itu (Luk. 2:10), Euangelizomai hymin – aku memberitakan kepadamu kesukaan besar; aku memberitakan Injil kepadamu. Nabi pun menubuatkannya (Yes. 52:7; 61:1). Di situ dinubuatkan bahwa pada hari kedatangan Mesias, kesukaan besar itu harus diberitakan. Kata Injil sepadan dengan kata Inggris Gospel yang berasal dari bahasa Sakson kuno [sebuah bahasa Germanik tua – pen.], yang berarti perkataan atau kata Allah (God’s spell atau God’s word); dan Allah dipanggil demikian karena Dia baik, Deus optimus – Allah yang mahabaik, dan karena itu kata Gospel bisa berarti suatu perkataan atau kata yang baik. Bila kita mengambil kata spell dalam artian yang lebih tepat, yaitu charm (carmen), “mantera,” dan memandangnya dari sisi baik, sebagai sesuatu yang menggerakkan dan memengaruhi, tepatnya lenire dolorem – untuk menenangkan hati, atau untuk mengubah hati supaya merasa takjub atau kasih, seperti hal-hal yang umum kita sebut memesonakan atau memikat hati, maka pengertian ini dapat diterapkan pada Injil; sebab di dalamnya sang pembaca mantra menyuarakan manteranya dengan bijak, sekalipun kepada ular tedung tuli (Mzm. 58:5-6). Begitu pula tidak seorang pun yang akan memikirkan adanya mantra lain yang memiliki kuasa seperti keindahan dan kasih Penebus kita. Segenap Perjanjian Baru adalah Injil atau kabar baik itu sendiri. Rasul Paulus menyebut Perjanjian Baru itu Injilnya, sebab ia adalah salah seorang pemberitanya. Alangkah indahnya jika kita juga menjadikannya sebagai Injil kita melalui sambutan hangat dan ketaatan kita terhadap Injil! Lazim keempat kitab yang memuat sejarah tentang Sang Penebus itu kita sebut keempat Injil, dan para penulisnya yang diilhami itu kita sebut pemberita Injil, atau penulis Injil; namun, sebutan ini tidaklah begitu tepat, karena sebutan pemberita Injil menunjuk kepada suatu golongan pengerja atau pelayan tertentu yang menjadi pembantu para rasul: “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun ... pemberita-pemberita Injil” (Ef. 4:11). Ajaran mengenai Kristus harus dijalin dengan, dan didasarkan pada, kisah tentang kelahiran, kehidupan, mujizat-mujizat, kematian, dan kebangkitan-Nya; sebab hanya dengan demikianlah doktrin tersebut tampak dalam terangnya yang paling jelas dan kuat. Seperti halnya dengan alam, demikian juga dalam anugerah, penemuan-penemuan yang paling membahagiakan adalah penemuan-penemuan yang timbul berdasarkan gambaran-gambaran tertentu dari halhal yang nyata. Sejarah alam merupakan filsafat terbaik; begitu pula dengan sejarah suci, baik Perjanjian Lama maupun Baru, adalah sarana kebenaran suci yang paling tepat dan mulia. Keempat Injil ini telah ada sejak awal Kekristenan dan telah diterima teguh oleh gereja mula-mula dan dibacakan dalam pertemuan-pertemuan ibadah Kristen, sebagaimana diungkapkan melalui tulisan-tulisan Justin Martyr dan Irenaeus, yang hidup satu abad lebih sedikit setelah kenaikan Kristus ke sorga; mereka menyatakan bahwa empat Injil sajalah, tidak lebih dan tidak kurang, yang diterima oleh gereja. Sekitar masa itu, keselarasan keempat pemberita Injil itu dihimpun oleh Tatian, dengan judul To dia tessarōn – Injil dari keempat Injil. Pada abad ketiga dan keempat muncul injil-injil lain yang dipalsukan oleh bermacam-macam sekte dan diterbitkan dengan menggunakan nama Petrus, ada lagi dengan nama Tomas, Filipus, dan seterusnya. Namun injil-injil ini tidak pernah diakui maupun dihargai oleh gereja, seperti dikatakan cendekiawan Dr. Whitby. Beliau mengajukan alasan tepat mengapa kita harus setia berpegang pada catatan-catatan tertulis ini, sebab tradisi, dengan pernyataan dan dalih apa pun yang terdapat di dalamnya, tidaklah mampu memelihara berbagai hal dengan pasti, dan hal ini pun telah kita ketahui dari pengalaman. Sebab, meskipun Kristus mengatakan dan melakukan banyak hal yang mengesankan, yang tidak tertulis (Yoh. 20:30;21:25), tradisi tidak menyimpan satu pun bagi kita, semuanya lenyap, kecuali apa yang tertulis [dalam keempat Injil – ed.]. Oleh karena itu, yang tertulis inilah, yang harus kita pegang; dan merupakan berkat Allah bahwa kita memilikinya untuk kita patuhi; itulah perkataan sejarah yang pasti.
- III. Di hadapan kita terdapat Injil menurut Matius. Penulisnya lahir sebagai orang Yahudi, dan bekerja sebagai seorang pemungut cukai, sampai Kristus memanggilnya, dan dia pun meninggalkan rumah cukai, untuk mengikut Dia. Dan penulis merupakan salah seorang yang menyertai-Nya, yang senantiasa datang berkumpul dengan ... Tuhan Yesus ... yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga (Kis. 1:21-22). Oleh sebab itu, ia merupakan saksi yang dapat diandalkan sehubungan dengan apa yang telah dicatatnya di sini. Konon ia telah mencatat sejarah ini sekitar delapan tahun setelah kenaikan Kristus ke sorga. Banyak penulis zaman tersebut yang mengatakan bahwa ia menulisnya dalam bahasa Ibrani atau bahasa Aram; namun tradisi ini disangkal oleh Dr. Whitby secara meyakinkan. Tidak diragukan lagi Injil ini ditulis dalam bahasa Yunani, seperti halnya bagian-bagian lain dalam Perjanjian Baru. Jadi, bukan dalam bahasa yang khusus digunakan oleh orang-orang Yahudi, yang baik bait Allahnya maupun negaranya hampir berakhir pada masa itu, namun dalam bahasa yang umum bagi dunia dan yang melaluinya pengetahuan tentang Kristus akan tersiar dengan efektif kepada seluruh bangsa di dunia. Namun bisa saja ada kemungkinan terdapat edisi dalam bahasa Ibrani yang diterbitkan Matius sendiri pada saat yang sama ketika dia menulisnya dalam bahasa Yunani. Edisi bahasa Ibrani itu untuk orang Yahudi, sedangkan edisi Yunani ditulis untuk orang-orang non-Yahudi, ketika dia meninggalkan Yudea untuk memberitakan Injil kepada mereka. Marilah kita memuji Allah karena kita memiliki Injil ini, dan memilikinya dalam bahasa yang kita pahami.
Jerusalem: Matius (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Ende: Matius (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan ...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan sebagai tertulis oleh Rasul Mateus. Terdapat kutipan-kutipan dari padanja sudah dalam abad pertama, misalnja dalam buku ketjil peladjaran agama jang berdjudul "Didache", dalam surat Bapa Sutji Klemens dari Roma kepada umat Korintus, dan didalam surat-surat termashur Ignatius Martir, uskup Antiochia.
Mengenai pribadi dan riwajat hidup Mateus kita tahu sedikit sadja. Satu-satunja peristiwa tentangnja didalam Kitab Kudus, ialah peristiwa panggilannja, jang ditjeritakan olehnja sendiri dalam 9:9-13, oleh Markus dalam karangan Indjilnja 2:13-17 dan oleh Lukas dalam 5:27-32. Selain itu hanja disebut namanja dalam daftar nama semua rasul. Didalam tjeritera panggilannja ia sendiri menjebut dirinja Mateus, sedangkan Markus dan Lukas menamakannja Levi. Diduga bahwa nama aslinja Levi dan kemudian sebagai rasul ia disebut Mateus.
Dari ketiga tjeritera tersebut kita ketahui, bahwa bapanja Alfeus, dan sebelum dipanggil oleh Jesus ia seorang pemungut bea di Kafarnaum, agaknja sebagai pegawai Herodes. Dalam daftar nama segala rasul (10:5) ia menamakan dirinja ,Mateus, pemungut bea". Djulukan itu bukan gelaran kehormatan, melainkan sebaliknja pangkat pemungut bea sangat dipandang hina oleh orang Jahudi jang "saleh". Mereka digolongkan pada kaum pendosa dan terasa tak halal bergaul agak erat dengan mereka, misalnja makan semedja dengan mereka. Itu antara lain kita batja dalam Mt. 9:11; Mk. 2:16; Lk. 5:30. Dan memang ada alasan untuk bersikap demikian terhadap mereka. Sebab rupanja kebanjakan mereka tidak djudjur, memperkaja dirinja dengan menuntut bea lebih banjak dari pada jang ditentukan dengan resmi. Mengenai hal itu baik batjalah amanat Joanes Pemandi kepada mereka dalam Lk. 3:12-13. Rupanja Zacheuspun, dalam berita Lk. 19:3-10, termasuk golongan jang kurang djudjur itu, sebelum ia bertemu dengan Jesus. Perhatikanlah chususnja ajat Lk. 19:8. Tetapi orang Jahudi chususnja kaum parisi jang menganggap dirinja golongan jang paling saleh, terlalu menjamaratakan. Bahwa ada banjak pemungut bea, jang djudjur dan luhur hati sudah njata sekali dalam tjatatan Mk. 2:15, bahwa sedjumlah besar pemungut bea dan "orang berdosa" turut makan bersama dengan Jesus sebab banjak dari antara mereka sudah mengikuti Jesus. Tentu sadja Mateuspun termasuk golongan ini dan sebab itu sudah mengenal Jesus dan Jesus mengenal dia, sebelum ia dipanggil mendjadi rasul. Dan bahwa ia tidak lekat pada barang duniawi, dan benar-benar menaruh tuntutan pertama untuk masuk kedalam Keradjaan Allah, jaitu roh kemiskinan, terang sekali sebab ia segera bangun meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Dan bukan sedikit jang ditinggalkannja, jaitu pangkat jang ringan pekerdjaannja dan banjak penghasilannja, djuga kalau dilakukan dengan djudjur, dan lagipun ia tentu tjukup kaja, sebab mampu mengadakan suatu perdjamuan "besar" (Lk. 5:29) bagi Jesus dan para pengiringnja dan sedjumlah besar undangan-undangan lain lagi.
Tentang hidup Mateus sesudah Pentekosta kita tahu sedikit dari riwajat lisan jang dapat dipertjajai. Menurut itu ia mengadjar dahulu di Palestina dan disinipun menulis Indjilnja, lalu pergi menjebarkan Indjil kepada bangsa-bangsa bukan Jahudi. Seorang murid rasul-rasul bemama Papias telah menulis kira-kira dalam tahun 125, bahwa Mateus telah mengumpulkan setjara teratur "sabda-sabda" Jesus, dalam bahasa lbrani (Aramea), dan Esebius, seorang penulis sedjarah Geredja jang terkemuka, menulis sekitar tahun 300, bahwa Mateus pertama-tama mengadjar orang sebangsanja di Palestina, dan sebelum meninggalkan mereka untuk mengadjar bangsa-bangsa lain, ia mewariskan kepada mereka, sebagai pengganti kehadirannja sendiri, karangan Indjil tertulis dalam bahasa nenek-mojang mereka.
Karangan asli dalam bahasa Aramea itu diduga ada tertulis antara tahun 40 dan 50, dan 10 atau 20 tahun kemudian, sudah diterdjemahkan kedalam bahasa Junani. Menurut Papias beberapa "orang lain menterdjemahkannja, masing-masing sekedar kemampuannja". Djadi waktu Papias sudah ada beberapa terdjemahan, jang agak berbeda satu sama lain. Satu dari terdjemahan-terdjemahan itu kemudian diterima dengan resmi oleh Geredja purba, sebagai karangan Mateus dan sebagai termasuk Kitab Kudus. Menurut keterangan Geredja agak resmi, terdjemahan ini dalam keseluruhannja, jaitu mengenai isinja tjotjok dengan aslinja, demikian rupa sehingga Mateus harus dinamakan pengarangnja. Menurut Papias, Mateus telah mengumpulkan "logia-logia" Jesus. "Logia" itu biasa diterdjemahkan dengan "sabda", tetapi sekurang-kurangnia dewasa itu, arti kata itu lebih luas, sehingga perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa hidup Jesus termasuk padanja djuga.
Rupa-rupanja penterdjemah agak erat mengikuti teks asli, tetapi ada sardjana jang berpendapat atau menduga, bahwa ia sana-sini mengubah susunan asli dan menambah pula bahan dari sumber-sumber jang lain. Soal-soal ilmiah itu tidak mengenai hakekat Indjil dan tidak penting bagi kita. Bagi kita tjukup kepastian, bahwa seluruh karangan Indjil jang kita punjai dalam Kitab Kudus, terdjamin kebenarannja sebagai wahju Allah dan diilham oleh Roh Kudus, oleh djabatan Geredja jang resmi.
Mengenai bahasa dan gaja bahasa, penterdjemah bekerdja dengan sangat bebas. Itu terang sebab bahasanja Junani murni sekali dan rapih teratur menurut tatabahasa Junani. Gaja-bahasapun pada umumnja tidak berbeda dengan jang lazim dewasa itu pada orang Junani. Bahasanja sederhana, tetapi barus dikatakan elok djuga.
Namun demikian masih terdapat bekas-bekas karangan asli berbabasa Aramea djuga, seperti istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan Aramea jang tidak diterdjemahkan, lain jang diterangkan artinja dalam bahasa Junani, lain pula jang diterdjemahkan kata-demi-kata, sehingga tetap bertjorak bahasa Jahudi. Hal-hal itu mengesankan, bahwa karangan asli berbahasa Aramea benar. Tetapi jang lebih djelas membuktikan, sepandjang karangan, bahwa pengarang asli sungguh-sungguh seorang Jahudi tulen jang hidup di Palestina, ialah pengetahuannja jang teliti dan luas tentang keadaan dan suasana hidup ditanah itu. Itu misalnja mengenai hal-hal ilmu-bumi, tjorak-tjorak alam, kehidupan keagamaan dan kemasjarakatan, adat-istiadat, partai-partai dan masalah-masalah politik. Pun tentang hal-hal keuangan, dan dalam itu kita barangkali melihat seorang bekas pemungut bea.
Tentang susunan karangan
Tidak seorangpun dari pengarang-pengarang Indjil bermaksud menulis suatu buku sedjarah atau riwajat hidup Jesus. Mateus kurang lagi dari pada pengarang- pengarang jang lain. Ia memang mulai dengan kelahiran Jesus dan mengachirinja dengan wafat dan kebangkitan Jesus, tetapi selain dalam garis besar itu, ia sedikit sekali mengindahkan urutan waktu dalam menjusun pengadjaran-pengadjaran Jesus atau peristiwa-peristiwa jang ditjeritakannja. Njatalah rentjananja menulis satu buku peladjaran agama jang djelas dan mengesankan, tentu sadja sebagai ringkasan pengadjarannja sehari-hari bagi umat. Sebab itu ia mengumpulkan sabda-sabda dan adjaran-adjaran Jesus, jang agak sama isi dan tudjuannja, sehingga mendjadi satu pengadjaran (chotbah) agak pandjang. Demikian misalnja dalam 4:12-7:29; 13: 1-58;19:1-20:34.
Tak lain sikapnja terhadap mukdjizat-mukdjizat atau peristiwa-peristiwa jang lain. la menghubung dengan memandang isi dan tudjuannja. Ia mengindahkan hanja adjaran jang terkandung didalamnja dan sebab itu tjeritera-tjeriteranja pada umumnja ringkas sadja dengan menondjolkan intinja berupa adjaran itu. Haruslah kita perhatikan tjara bekerdja Mateus itu, supaja djangan kita ragu-ragu atau keliru, kalau kita menemukan bahwa tempat dan waktu peristiwa-peristiwa jang diriwajatkan Mateus tidak tjotjok dengan karangan-karangan Indjil lain. Demikian pula harus diperhatikan, bahwa kata-kata penghubung waktu, seperti misalnja "lalu", "kemudian", pada hari (masa) itu" sebenarnja tidak dimaksudkan sebagai penghubung waktu, melainkan merupakan "awal kata" sadja, jaitu unsur gaja bahasa primitip jang tidak berarti, seperti umpamanja dalam bahasa kita dahulu "arkian", "sebermula" dan lain-lain.
Tudjuan karangan Mateus
Telah ditundjuk, bahwa susunan karangan Mateus kurang bersifat sedjarah. Tetapi dalam satu hal ia lebih berwudjud sedjarah dari karangan-karangan lain, jaitu dalam menundjukkan lebih tegas, bahwa Perdjandjian Baru adalah landjutan langsung dan wadjar dari Perdjandjian Lama, malah penjelesaiannja dan bahwa kedua-duanja merupakan satu sedjarah atau djalan penjelamatan manusia, menurut rentjana Allah dari kekal.
Tudjuan chusus pula, dan boleh dikatakan jang utama seluruh karangan, ialah membuktikan, bahwa "Jesus dari Nazaret" benar-benar Mesias jang dinubuatkan sifat-sifat 2dan nasibnja dalam nubuat-nubuat para nabi. la membuktikan itu dengan kutipan-kutipan dari Kitab Kudus sendiri. Sebab itu kita bertemu dengan begitu banjak kutipan-kutipan dari Perdjandjian Lama. Itu tentu pertama-tama bagi umat-umat sendiri, untuk mejakinkan dan menginsjafkan mereka lebih tegas, guna meneguhkan imannja dan menabahkan hatinja terhadap serangan-serangan dari pihak kaum sebangsanja jang belum pertjaja. Mereka terus-menerus, diperolok- olokkan Jahudi kolot itu, diumpat-umpat malah dikutuk seolah-olah mereka telah murtad dari Allah. Tetapi disamping itu Mateus mengharap lagi dengan tulisannja dapat mejakinkan orang-orang baik jang belum sampai pertjaja dan bertobat pula, ataupun tjalon-tjalon jang masih beladjar.
Ada satu persoalan lagi, jang sudah sewadjarnja dan tentu sadja tidak sedikit mengganggu pemikiran dan ketenteraman hati umat muda, maupun tjalon-tjalon jang hendak masuk dan orang-orang lain jang berminat pula, jakni bagaimana mungkin, djustru kalangan-kalangan atasan dan jang tjendekia, seperti para ahli taurat, lagipun orang-orang parisi jang terkenal sebagai golongan jang paling saleh, tidak mengenal Jesus sebagai Mesias, malah bulat menolaknja. Bergandengan pula dengan itu, bagaimana boleh dibiarkan oleh Allah, bahwa kaum Israel, kaum terpilih jang dalam keseluruhannja diberi djandji akan mewarisi Keradjaan Mesias tidak menerimanja. Mateus memberi djawaban jang terang sepandjang seluruh karangan. Inti djawaban itu jakni: nasib mereka adalah akibat kesalahan mereka sendiri. Allah sudah dari kekal mengetahui ketegaran hati mereka, telah menjatakannja dalam nubuat-nubuat para nabi, dan memperhitungkannja dalam rentjana penjelamatan manusia. Mateus selandjutnja menggambarkan pokok dan perkembangan sikap para pemimpin dengan djelas dengan mentjeritakan peristiwa- peristiwa pertemuan mereka dengan Jesus. Pokoknja ialah iri hati mereka terhadap Jesus, sebagaimana segera djuga kentara bagi Pilatus (27:18). Dan dalam segala pertemuan tampak senjata-njatanja, betapa tinggi menondjol keunggulan sikap, keagungan djiwa dan keluhuran hati Jesus diatas kepitjikan, kelemahan dan ketakdjudjuran kaum ahli taurat dan parisi. Setiap kali mereka datang bersoal dengannja, mentjobainja, hendak menangkapnja dalam perkataannja atau menuduhnja, merekalah jang kalah semata-mata didepan orang jang hadir. Malah setjara njata pula mereka setjara moril kalah sama sekali didalam pemeriksaan mahkamah agung dan didepan Pilatus, djuga sepandjang sengsara dan dalam kematian Jesus, achirnja dengan sepenuhnja dalam kebangkitan Jesus, hal mana merekapun tidak dapat menjangkalnja dalam hati mereka. Ingatlah 28:11-15. Kekalahan-kekalahan bertubi-tubi itu, sedangkan "seluruh rakjat mengikuti Jesus", tak boleh tidak mesti menjebabkan iri hati semakin mendjelma mendjadi kebentjian, jang achirnja menghebat sampai mereka mata gelap belaka.
Tetapi selain iri hati, kebentjian dan penolakan terhadap Jesus berpokok lebih dalam lagi, jaitu dalam pertentangan tjita-tjita mereka dengan tjita-tjita Keradjaan Allah jang diandjurkan Jesus. Mereka tidak dapat menerima seorang Mesias jang tidak berminat politik terhadap pendjadjahan Romawi dan tidak pertama-tama berdjandji mendirikan keradjaan David jang baru, jang makmur dan djaja atas segala keradjaan. Sebaliknja Ia menuntut roh kemiskinan, kerendahan hati, penjangkalan diri dan kerelaan memikul salib sebagai dasar keradjaannja.
Dalam 5:20 Jesus telah memperingatkan: Djikalau kebenaranmu tidak melebihi kebenaran para ahli taurat dan orang parisi, kamu tidak akan masuk kedalam Keradjaan Surga. Kemudian Ia berkali-kali dengan setegas-tegasnja membuka kedok kemunafikan dan keburukan hati mereka. la terpaksa, supaja rakjat djelata insjaf dan djangan pertjaja serta mengikuti mereka. Mateus mengumpulkan beberapa utjapan Jesus jang tegas dan agak keras terhadap mereka dalam bab 23 karangannja. Tetapi, betapapun pentingnja menondjolkan apa jang dipaparkan diatas, untuk meneguhkan iman dan menabahkan hati umat muda bangsa Jahudi itu, namun atjara pokok dan tudjuan utama karangan Mateus djauh lebih luas dan umum, jaitu memperkenalkan Jesus seutuh-utuhnja dan merekamkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Jesus sedalam-dalamnja dalam hati umat Jahudi itu, tetapi oleh penjelenggaraan Roh Kudus, kedalam hati seluruh umat manusia untuk segala abad. Tetapi atjara-atjara dan tudjuan-tudjuan jang dibitjarakan diatas itu sebenarnja merupakan unsur-unsur penting atjara pokok dan tudjuan utama tersebut, sebab baik kepribadian Jesus sendiri, maupun kebenaran dan keluhuran adjaran dan tjita-tjita Keradjaan Allah, djustru makin menjolok dalam perlawanannja dengan salah-paham dan sikap buruk para penentang.
Tetapi untuk mendapat gambaran jang lebih utuh, perlu banjak segi-segi lain lagi disoroti. Indjil harus ditulis demikian lengkap, sehingga mendjadi tjermin segenap kebenaran dan pedoman hidup bagi semua orang menghantar mereka kepada keselamatan abadi. Untuk itu Mateus mengumpulkan adjaran-adjaran Jesus, jang diutjapkannja dimuka orang banjak dan kepada murid-murid tersendiri, dalam bentuk utjapan pendek (amsal), perumpamaan atau chotbah. Tetapi pada bentuk pengadjaran Jesus jang paling njata pula, ialah Jesus sendiri, seluruh kepribadian dan kehidupannja. Apa jang diadjarkannja, dilakukannja sendiri dengan sempurna, mendjadi tjontoh dan penundjuk djalan, bagaimana dapat dan harus kitapun mewudjudkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Indjil pada diri kita dan disekeliling kita dalam hidup kemasjarakatan dan keagamaan. Untuk itu Mateus mentjeritakan sadja peristiwa-peristiwa hidup Jesus dan perbuatan-perbuatannja. Pertama-tama untuk menjatakan bahwa Jesus benar-benar Mesias, Putera Allah jang Mahatinggi, penuh berkekuasaan Ilahi, guna membangunkan kepertjajaan jang teguh dan pasti. Dan bagi siapa sadja jang pertjaja dan selandjutnja dengan luhur hati membatja dan merenungkan Indjil, dalam tiap-tiap kalimat, Jesus menondjol sebagai manusia utama, sempurna dalam segala-galanja sehingga mempesona dan menimbulkan hasrat untuk sekedar menjamai kesempurnaan itu. Jesus menondjol sebagai satu-satunja terang dunia sedjati (Jo. 1:5 dan 9;8:12; 12:46) jang tak pernah menjembunjikan diri, melainkan menjinari semua manusia jang hendak mendekatiNja dalam membatja Kitab Kudus, supaja mereka "melihat perbuatan- perbuatannja jang baik dan memuliakan BapaNja jang ada disurga" (Mt. 5:16). Djuga supaja kita memuliakanNja, terlebih dengan mengikuti djedjak Jesus, dalam tjita-tjitaNja serba rohani-abadi, dalam tjintanja tak terhingga kepada BapaNja dan dalam tjinta-kasihNja jang mesra dan kuat kepada semua manusia, sampai mengurbankan Dirinja semata-mata, mengikuti djedjak Jesus djuga sampai berani berkurban, menjangkal diri dan tetap turut memanggul salib kita.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Matius: Kemenangan Sang Raja 28:16-20
Amanat Agung
Injil Matius berakhir dengan pemberian Amanat Agung, seruan bagi para rasul Yesus untuk memuridka...
Matius: Kemenangan Sang Raja 28:16-20
Amanat Agung
Injil Matius berakhir dengan pemberian Amanat Agung, seruan bagi para rasul Yesus untuk memuridkan semua bangsa di dunia. Matius tidak memasukkan pelbagai penampakan kebangkitan Yesus kepada rasul-rasul-Nya di Yerusalem di Bukit Zaitun atau kenaikan-Nya ke sorga. Fokusnya adalah pada penginjilan seluruh dunia—keselamatan orang-orang Yahudi dan juga non-Yahudi.
TFTWMS: Matius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 R. T. France, The Gospel According to Matthew, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publis...
Catatan Akhir:
- 1 R. T. France, The Gospel According to Matthew, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 412.
- 2 Bandingkan bahasa ini dengan penugasan terbatas: "Pergilah … Dan ketika engkau pergi, beritakanlah" (10:6, 7; NASB).
- 3 Leon Morris, The Gospel according to Matthew, Pillar Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1992), 746, n. 30.
- 4 France, 414.
- 5 Robert H. Mounce, Matthew, New International Biblical Commentary (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1991), 268.
Pengarang: Sellers Crain
Hak Cipta © 2013 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) KEAGUNGAN AMANAT AGUNG (Matius 28:18-20)
Tuhan kita memberikan Amanat Agung-Nya dalam Matius 28:18-20. Amanat itu disebut "agung" karena se...
KEAGUNGAN AMANAT AGUNG (Matius 28:18-20)
Tuhan kita memberikan Amanat Agung-Nya dalam Matius 28:18-20. Amanat itu disebut "agung" karena selama ini tidak pernah ada pernyataan manusia yang sepenting pernyataan ini. Orang-orang telah menggambarkannya sebagai tugas paling sakral yang pernah ditulis dalam kata-kata manusia atau diberikan kepada manusia fana. Amanat Agung adalah "agung" untuk setidaknya enam alasan: (1) perencanaan di balik itu (Efe. 3:8-11), (2) kewenangan di balik itu (7:29; 28:18), (3) sifatnya yang universal (28:19; Kisah 26:16-18), (4) kekuatannya untuk menyatukan bersama manusia (Efe. 2:13-19; 4:4-6), (5) kepermanennya (28:20 ), dan (6) penekanannya pada nilai jiwa manusia (16:26).
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) AMANAT AGUNG (Matius 28:18-20)
Sebelum Ia kembali kepada Bapa-Nya di sorga, Yesus memiliki satu tugas akhir untuk diselesaikan: memberikan tugas bagi...
AMANAT AGUNG (Matius 28:18-20)
Sebelum Ia kembali kepada Bapa-Nya di sorga, Yesus memiliki satu tugas akhir untuk diselesaikan: memberikan tugas bagi pelaksanaan pekerjaan-Nya di bumi. Tugas perpisahan-Nya, yang sering disebut "Amanat Agung," diberikan pertama kali kepada para rasul; tapi tugas itu ditujukan untuk gereja-Nya "sampai akhir zaman" (28:20). Isi lengkap pesan ini tidak diberikan dalam satu tempat. Yesus menyampaikan berbagai komponen pesan itu pada waktu yang berbeda selama periode empat puluh hari antara kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya. Untuk memiliki isi lengkap amanat ini, kita harus mengumpulkan bersama semua catatan yang diberikan oleh Roh Kudus (28:18-20; Mrk. 16:15, 16; Luk. 24:46-49).
Ringkasan Pelajaran kita atas Kitab Matius telah membantu kita untuk menjawab pelbagai pertanyaan yang berkaitan dengan lika-liku kehidupan.
Siapakah Raja ini, dan mengapa Ia datang? Anak Allah datang ke bumi untuk membawa keselamatan kepada kita! Mesias yang sudah lama ditunggu-tunggu itu lahir dari seorang perawan, hidup tanpa dosa, disalibkan, dan bangkit dari antara orang mati! Sebelum meninggalkan bumi, Ia meletakkan pondasi bagi kedatangan kerajaan-Nya. Kerajaan ini datang pada hari Pentakosta pertama setelah kebangkitan-Nya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Yesus akan datang lagi, dan penghakiman terakhir akan berlangsung. Yesus ingin kita bersiap-siap dan berjaga-jaga untuk hari itu! Kita harus menjadi pengikut Kristus dan hidup sesuai dengan ajaran-Nya yang terdapat di dalam Perjanjian Baru.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) PENAMPAKAN SETELAH KEBANGKITAN (Matius 28)
Bukti apakah yang kita miliki bahwa Yesus benar-benar dibangkitkan dari antara orang mati? Secara keseluru...
PENAMPAKAN SETELAH KEBANGKITAN (Matius 28)
Bukti apakah yang kita miliki bahwa Yesus benar-benar dibangkitkan dari antara orang mati? Secara keseluruhan, kita membaca tentang dua belas penampakan Yesus (termasuk kepada Paulus) setelah kebangkitan-Nya. Kebangkitan adalah kepastian sejarah. Lukas menulis, "Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah" (Kisah 1:3).
Yesus menampakan diri kepada Maria Magdalena (Mrk. 16:9; Yoh. 20:14-17), dan kemudian kepada beberapa perempuan saat mereka meninggalkan kubur itu (28:9, 10). Dari Lukas dan Paulus, kita pelajari bahwa Ia menampakkan diri kepada Petrus saat ia sendirian (Luk. 24:34; 1 Kor. 15:5). Ia juga menampakkan diri kepada dua murid di jalan menuju Emaus, salah satunya diidentifikasi sebagai Kleopas (Luk. 24:13-35). Ia menampakkan diri kepada seluruh rasul—pertama ketika Tomas tidak hadir (Yoh. 20:19, 24) dan sekali lagi pada minggu berikutnya ketika mereka semua hadir, termasuk Tomas (Yoh. 20:26). Ia belakangan menampakan diri kepada tujuh dari para rasul di tepi Danau Galilea (Yoh. 21:1-23). Menurut Matius, Ia menampakkan diri kepada para rasul di sebuah gunung tanpa nama di Galilea, seperti yang Ia janjikan, dan di sanalah Ia menyampaikan Amanat Agung kepada mereka (28:18-20). Paulus menulis bahwa Yesus juga menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus murid sekaligus dan kepada saudara-Nya, Yakobus (1 Kor. 15:6, 7). Kemudian Ia menampakkan diri kepada sebelas rasul sebelum kenaikan-Nya (Luk. 24:50, 51, Kisah 1:3-12). Paulus menulis, "Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku" (1 Kor. 15:8).
Setelah menyatakan pelbagai konsekuensi negatif yang akan terjadi jika Yesus tidak bangkit dari antara orang mati, Paulus lalu menulis, "Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal" (1 Kor. 15:20). Yesus memberitahu adik Lazarus, Marta, "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" (Yoh. 11:25, 26). Karena Ia telah bangkit, kita dapat berkata bersama Paulus, "Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita" (1 Kor. 15:57).
BIS: Matius (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja
Penyelamat yang dijanjikan
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah. Melalui Yesus itulah Allah menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia.
Buku Matius ini disusun secara teratur; mulai dengan kelahiran Yesus, kemudian mengenai baptisan dan godaan yang dialami-Nya, lalu mengenai karya-Nya di Galilea. Di situ Ia berkhotbah, mengajar dan menyembuhkan orang. Setelah itu buku ini mengisahkan perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem, dan apa yang terjadi dengan Yesus dalam minggu terakhir hidup-Nya di dunia ini yang memuncak pada kematian dan kebangkitan-Nya.
Salah satu hal yang dititikberatkan oleh Matius ialah bahwa Yesus adalah Guru yang besar, yang mengajar bahwa Allah memerintah sebagai Raja. Yesus juga mempunyai wibawa untuk menjelaskan arti dari Hukum Allah. Kebanyakan dari ajaran-ajaran Yesus itu dikelompokkan menurut pokok-pokoknya. Ada lima kelompok:
- (1) Khotbah di Bukit yang menyangkut sikap, kewajiban, hak-hak, dan tujuan hidup para anggota umat Allah (pasal 5-7 Mat 5:1-7:28);
- (2) petunjuk-petunjuk kepada kedua belas pengikut Yesus untuk melaksanakan tugas (pasal 10 Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan-perumpamaan tentang keadaan waktu Allah memerintah sebagai Raja (pasal 13 Mat 13:1-58);
- (4) ajaran mengenai makna menjadi pengikut Yesus (pasal 18 Mat 18:1-35); dan
- (5) ajaran tentang akhir zaman dan tentang kedatangan Anak Manusia (pasal 24-25 Mat 24:1-25:46).
Isi
- Daftar asal-usul Yesus Kristus dan kelahiran-Nya
Mat 1:1-2:23 - Pekerjaan Yohanes Pembaptis
Mat 3:1-12 - Baptisan dan godaan terhadap Yesus
Mat 3:13-4:11 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat Galilea
Mat 4:12-18:35 - Dari Galilea ke Yerusalem
Mat 19:1-20:34 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Mat 21:1-27:66 - Kebangkitan Yesus dan penampakan diri-Nya
Mat 28:1-20
Ajaran: Matius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti,
bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanji
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti, bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanjikan, yang diutus Allah sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Matius.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen keturunan Yahudi, (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus).
Isi Kitab: Injil Matius terdiri dari 28 pasal. Menyatakan bahwa Yesus orang Nazaret sungguhlah Mesias (Juruselamat), Raja yang dijanjikan, sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Matius
Pasal 1-4 (Mat 1:1-4:1).
Raja (Juruselamat) yang dinantikan sudah datang
Bagian ini memaparkan keturunan Yesus, dari Abraham, Ishak, dan Yakub, dengan maksud untuk menunjukkan, bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat (Raja) yang diutus Allah sebagai penggenap nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 2:1-2, 11-12. Kalau kedatanga Tuhan Yesus disambut dengan persembahan-persembahan, apakah yang tela saudara persembahkan kepada-Nya?
- Buka dan bacalah pasal Mat 4:1-11. Berapa lamakah Tuhan Yesus berpuasa? Tuhan Yesus dicobai. Siapakah yang menang dalam pencobaan ini? Tuhan Yesus menang dalam pencobaan. Itu berart Tuhan Yesus sanggup menolong saudara dalam pencobaan kalau saudara menerima Dia sebagai Raja dalam hidup.
Pasal 4-25 (Mat 4:12-25:46).
Raja (Juruselamat) itu memberikan ajaran-ajaran
Bagian ini berisikan ajaran-ajaran dasar yang menjadi ciri hidup kerajaan-Nya. Dan juga Yesus menunjukkan kuasa-Nya atas alam semesta, atas penyakit-penyakit melalui mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 5:1-12. Siapakah yang memiliki kebahagiaan?
- Buka dan bacalah pasal Mat 7:24. Apakah yang menjadi dasar kehidupan yang kuat bag setiap pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 11:25-30. Apakah yang akan saudara dapati, kalau mau datang pada Yesu Sang Raja?
- Buka dan bacalah pasal Mat 16:24. Apakah yang menjadi syarat bagi pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 24:24-25. Tuhan Yesus menyatakan, bahwa setelah Ia kembali ke sorga, akan datan Juruselamat yang palsu, karena hanya Yesuslah Juruselamat yang asli. Saudara mau yang mana, yang asli atau yang palsu?
Pasal 26-27 (Mat 26:1-27:66).
Raja (Juruselamat) mengorbankan dirinya untuk keselamatan umat-Nya
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 26:26-28. Bagian ini menjelaskan, sebelum Raja itu mengorbankan diri-Nya, I terlebih dahulu mengajak murid-murid-Nya untuk mengadakan perjamua suci. Hal ini merupakan lambang daripada pengorbanan-Nya di kay salib. Dan Ia mengamanatkan agar perjamuan yang serupa dilakukan ole murid-murid-Nya, setelah kenaikan-Nya kesorga. Perjamuan ini disebu Perjamuan Kudus. Ini berarti setiap orang yang percaya pada Yesus harus mengikuti upacara Perjamuan Kudus tersebut. _Tanyakan_: Apakah arti Perjamuan Kudus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 27:54. Apakah pengakuan dari komandan prajurit Roma tentang Yesus? Bagaimanakah pendapat saudara, siapakah Yesus?
Pasal 28 (Mat 28:1-20).
Raja (Juruselamat) itu memperlihatkan kemenangannya atas segala kuasa di dunia dan di sorga
Bagian ini menjelaskan, bagaimana Raja yang mengorbankan diri-Nya itu berkuasa atas segala kuasa kematian karena Dialah yang mempunyai segala kuasa baik di sorga maupun di dunia.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:1-10. Bagian ini menjelaskan bahwa Yesus bangkit persis seperti apa yan telah Ia katakan tentang diri-Nya. Siapakah yang menggulingkan bat penutup kuburan, dan memberitakan tentang kebangkitan Yesus? Jad berita kebangkitan Yesus, diterima pertama kali dari manusia atau dar malaikat Allah? Kalau begitu siapakah yang lebih saudara percayai?
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:11-15. Berita bohong tentang Yesus tidak bangkit dari kematian itu, dibua oleh manusia. Jadi siapa yang percaya kepada berita itu, berart percaya kepada berita bohong dari manusia dan menjadi pengiku pembohong.
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:16-20. Menurut ayat 18 (Mat 28:18) apakah yang diberikan kepada Yesus? Menurut ayat 19 (Mat 28:19) Raja yang naik ke sorga memberikan Amanat Agung aga murid-murid-Nya pergi ke seluruh dunia, untuk menjadika semua bangsa murid-murid-Nya. Amanat Agung ini berlak untuk semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Apakah saudara sudah pernah bersaksi tentang Yesus Kristu kepada orang lain? Pada ayat 20, (Mat 28:20) janji apakah yang diberikan-Nya?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Matius, jelaslah bahwa Yesus Kristus adalah Raja yang kekal, Juruselamat dan Penebus dosa yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Yesus Kristus adalah Raja dari segala raja, karena Dialah yang mempunyai segala kuasa, baik di sorga maupun di atas bumi.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Injil Matius?
- Apakah isi singkat Injil Matius?
- Bagaimanakah Yesus membuktikan, bahwa Ia adalah raja da Juruselamat yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama?
Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) MENGAPA INJIL INI DITULIS.Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan P
MENGAPA INJIL INI DITULIS.
Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:
1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan Perjanjian Lama.
2. Untuk mencatat ajaran Kristus yang diberikan secara luas pada para murid-Nya.
3. Untuk menjelaskan sikap apa yang diharapkan Kristus dari murid-murid-Nya.
4. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sejumlah anggota gereja, misalnya mengenai kehidupan masa muda Yesus dan kedatangan-Nya kembali.
5. Untuk menjelaskan tentang cara mengelola Gereja.
PENULISNYA.
Tidak ada pernyataan dalam Injil ini bahwa Matiuslah penulisnya, tetapi tradisi mula-mula menegaskan demikian. Sedikit saja yang kita ketahui tentang Matius, karena ia hanya disebut dalam Mat 9:9 dan Mat 10:3, yaitu bahwa ia seorang pemungut cukai yang dipanggil secara pribadi oleh Yesus. Namanya berarti "anugerah dari Tuhan". Dalam Injil lain ia dipanggil Lewi (Mar 2:14).
PEMBACA INJIL MATIUS.
Hal-hal yang diperhatikan dalam Injil Matius memberi petunjuk bahwa sebagian besar pembacanya adalah orang Yahudi. Sebagian besar dari mereka mungkin sudah menjadi Kristen, tetapi Matius boleh jadi menulis Injil ini untuk meyakinkan orang Yahudi lainnya bahwa Yesus adalah Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan oleh bangsa Yahudi.
Namun demikian, ia sama sekali tidak mengabaikan orang-orang bukan Yahudi dan mungkin juga ia menulis dengan tujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan mereka tentang kepercayaan mereka yang bersumber dari kepercayaan Yahudi.
KAPAN INJIL INI DITULIS?
Kita tidak dapat memastikan kapan Injil Matius ditulis. Mungkin Injil ini ditulis setelah Markus menulis Injilnya, karena isinya mirip dengan Injil Markus. Tetapi, Injil ini juga bukan yang terakhir, karena masalah-masalah sehubungan dengan orang-orang Kristen Yahudi yang diperhatikannya berangsur berkurang. Diperkirakan waktunya adalah antara tahun 50 dan 90.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Injil Matius sangat teratur. Bagian-bagian tentang ajaran Yesus disisipkan di antara penjelasan-penjelasan tentang kegiatan-kegiatan-Nya.
2. Karena ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias Yahudi, ia sering mengutip dari Perjanjian Lama. Ada 65 ayat dalam Matius yang mengacu ke Perjanjian Lama.
3. Matius bicara tentang Kerajaan Surga (33 kali) cocok dengan latar belakangnya sebagai orang Yahudi, sementara Injil-Injil lain bicara tentang Kerajaan Allah.
4. Dari keempat Injil, hanya Matius sendiri yang berbicara mengenai gereja. Ia menulis sebagai seorang gembala yang menangani berbagai masalah dan pertanyaan.
Pesan
1. Yesus adalah Mesias.o Dia berasal dari keturunan Yahudi Mat 1:1-17
o Dia menggenapi nubuatan Perjanjian Lama, misalnya Mat 1:23; 2:6, 18, 23; 4:15, 16 dll.
o Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Mat 1:21
o Dia pertama-tama datang kepada bangsa Israel. Mat 15:24
o Dia melukiskan sikap-Nya terhadap Perjanjian Lama. Mat 5:17-48
o Dia menantang pemimpin-pemimpin agama yang menyesatkan umat Allah. Mat 16:5-12; 23:1-36.
o Dia kelak akan bertindak sebagai hakim. Mat 25:31-46
2. Yesus berbicara mengenai suatu kerajaan.
o Dia menjelaskan apa sebenarnya Kerajaan Allah itu: bukan suatu tempat, tetapi
Allah secara aktif memerintah dunia ini. Mat 9:35
o Dia sendiri adalah Raja. Mat 2:2, 16:28
o Dia memberitahukan persyaratan revolusioner untuk dapat masuk ke dalamnya.
Mat 5:3,10,20; 7:21; 19:14,23,24
o Kerajaan-Nya sudah hadir saat ini. Mat 12:28
o Kerajaan-Nya yang sempurna masih akan datang. Mat 16:28
o Pertumbuhan Kerajaan-Nya itu pasti, walaupun tersembunyi. Mat 3:1-23
o Kerajaan Allah layak mendapat prioritas utama manusia. Mat 6:33; 13:44-46
3. Yesus menggarisbawahi hukum Taurat.
o Dia memperkuat hukum Taurat. Mat 5:17-48
o Dia merangkum hukum Taurat. Mat 22:37-40
o Dia menafsirkan hukum Taurat. Mat 23:23
4. Yesus mengutus gereja-Nya.
o Menjadi suatu masyarakat yang bermoral tinggi. Mat 5:20
o Menjadi suatu masyarakat yang berdisiplin. Mat 18:15-18
o Menjadi suatu masyarakat yang bersedia mengampuni. Mat 18:21-22
o Menjadi suatu masyarakat yang berdoa. Mat 18:19-20
o Menjadi suatu masyarakat yang bersaksi. Mat 28:19-20
Penerapan
Berita dalam Injil Matius dapat diterapkan pada dua golongan kelompok utama:
1. Kepada orang yang belum percaya.o Orang Yahudi yang belum percaya: Injil ini menunjukkan bahwa Yesus adalah
Mesias yang telah lama mereka nantikan. Kedatangan-Nya sudah dipersiapkan
dengan saksama di sepanjang sejarah dan kini keselamatan tersedia melalui Dia.
o Bangsa bukan Yahudi yang belum percaya: pembebasan dari dosa dan segala
akibatnya juga berlaku bagi orang bukan Yahudi.
Yesus adalah Juruselamat seluruh umat manusia. Dia menyambut siapa saja yang
menyatakan iman mereka kepada-Nya.
2. Kepada orang-orang Kristen.
o Injil ini akan memperlengkapi Anda dengan ajaran dasar yang penting mengenai
kehidupan dan ucapan-ucapan Yesus.
o Injil ini akan menunjukkan kepada Anda nilai Perjanjian Lama.
o Injil ini akan menunjukkan perlunya hidup sesuai dengan hukum yang baru dan
mencapai standar moral yang tinggi.
o Injil ini juga akan memperlihatkan kepada Anda bagaimana harus hidup dengan
sesama Kristen.
o Injil ini akan mendorong Anda untuk ikut ambil bagian dalam tugas misi ke
seluruh dunia.
o Injil ini akan membangkitkan pengharapan Anda akan kedatangan Yesus kembali.
Tema-tema Kunci
Matius menekankan beberapa tema tertentu. Selidikilah berulang kali catatan-catatan berikut ini dan pakailah konkordansi agar mendapatkan referensi lain yang terkait untuk mempelajari secara lebih mendalam.
1. Allah adalah Bapa surgawi kita. Inilah sebutan bagi Allah yang paling disenangi oleh Matius: Mat 5:16,45,48; 6:1,9; 7:11,21; 10:32,33; 12:50; 16:17; 18:10,14,19.
2. Berbagai gambaran mengenai Yesus. Yesus disebut Anak Daud (Mat 1:1), Juruselamat (Mat 1:21), Raja Orang Yahudi (Mat 2:2), Orang Nazaret (Mat 2:23). Sebutan apalagi bagi Yesus yang dapat Anda temukan? 3. Kutipan-kutipan dari Perjanjian Lama. Matius sering mengatakan 'haI itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi' (Mat 2:15) atau kalimat-kalimat serupa. Carilah referensi lain dan periksalah apa yang mereka ajarkan tentang Yesus.
4. Ajaran Yesus. Lima kali Matius mengatakan 'setelah Yesus mengakhiri perkataan ini' (Mat 7:28; 11:1; 13:53; 19:1; 26:1). Setiap pernyataan itu ditulis pada akhir sekumpulan ajaran Yesus. Buatlah ringkasan dari tiap-tiap 'khotbah' itu. 5. Perumpamaan-perumpamaan Yesus. Yesus mengajar murid-murid-Nya dengan memakai perumpamaan. Tetapi ingatlah, tidak semua orang dapat mengerti makna perumpamaan-perumpamaan itu (Mat 13:10-17). Beberapa perumpamaan terdapat dalam: Mat 7:24-27; 13:3-52; 18:23-35; 20:1-16; 22:1- 14; 25:1-30. Buatlah ringkasan mengenai apa yang diajarkan dalam perumpamaan-perumpamaan di atas dan dalam perumpamaan lain.
6. Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus. Matius mencatat banyak mukjizat kesembuhan dan mukjizat-mukjizat lain yang dibuat oleh Yesus untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan atas ciptaan. Dua puluh mukjizat dicatat dalam Injil ini: Mat 8:1-17,23-34; 9:1-8, 18-33; 12:10-13,22; 14:15-33; 15:21-39; 17:14-21; 20:29-34; 21 :18-22. Daftarkanlah semua mukjizat itu dan tulislah dalam satu kalimat tentang apa yang dinyatakan mengenai Yesus dalam tiap-tiap mukjizat.
7. Kerajaan Surga Ungkapan ini menyarikan inti yang penting dalam ajaran Yesus. Pakailah konkordansi untuk mengetahui di mana Yesus mengatakannya dan bayangkan apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh Yesus tentang Kerajaan Surga ini.
Garis Besar Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) [1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17Silsilah keluarga Yesus
Mat 1:18-25Kelahiran Yesus
Mat 2:1-23Kunjungan orang Majus
Mat 3:1-17Pela
[1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17 | Silsilah keluarga Yesus |
Mat 1:18-25 | Kelahiran Yesus |
Mat 2:1-23 | Kunjungan orang Majus |
Mat 3:1-17 | Pelayanan Yohanes Pembaptis |
Mat 4:1-11 | Pencobaan terhadap Yesus |
Mat 4:12-25 | Yesus mulai berkhotbah |
[2] KHOTBAH DI BUKIT Mat 5:1-7:29
Mat 5:1-12 | Ucapan bahagia |
Mat 5:13-16 | Garam dan terang |
Mat 5:17-48 | Sikap Yesus terhadap hukum Taurat |
Mat 6:1-7:29 | Yesus mendorong kehidupan agama yang benar |
[3] KHOTBAH TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 8:1-9:38
Mat 8:1-17 | Yesus berkhotbah melalui penyembuhan |
Mat 8:18-22 | Yesus berbicara tentang kemuridan |
Mat 8:23-9:8 | Yesus memperlihatkan kuasa-Nya |
Mat 9:9-13 | Yesus memanggil Matius |
Mat 9:14-17 | Yesus berbicara tentang puasa |
Mat 9:18-38 | Yesus menyembuhkan lagi |
[4] MISI DARI DUA BELAS RASUL Mat 10:1-42
Mat 10:1-15 | Tugas mereka |
Mat 10:16-42 | Masa depan mereka |
[5] TANGGAPAN ORANG BANYAK Mat 11:1-12:50
Mat 11:1-19 | Pertanyaan-pertanyaan Yohanes |
Mat 11:20-30 | Ketidakacuhan orang banyak |
Mat 12:1-50 | Pertentangan dari orang Farisi |
[6] PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 13:1-58
[7] PENYATAAN TUHAN YESUS Mat 14:1-17:27
Mat 14:1-12 | Kematian Yohanes Pembaptis |
Mat 14:13-36 | Tuhan atas semesta alam |
Mat 15:1-20 | Sikap Yesus terhadap tradisi |
Mat 15:21-16:4 | Mukjizat dibuat dan dijelaskan |
Mat 16:5-12 | Peringatan terhadap para pemimpin agama |
Mat 16:13-28 | Pengakuan Petrus |
Mat 17:1-13 | Yesus dimuliakan |
Mat 17:14-27 | Kembali ke dunia yang berdosa |
[8] GAYA HIDUP GEREJA Mat 18:1-35
[9] JALAN MENUJU SALIB Mat 19:1-20:34
Mat 19:1-12 | Ajaran yang Yesus berikan |
Mat 19:13-30 | Orang yang Yesus temui |
Mat 20:1-16 | Perumpamaan yang Yesus ceritakan |
Mat 20:17-28 | Penderitaan yang Yesus nubuatkan |
Mat 20:29-34 | Penyembuhan yang Yesus lakukan |
[10] SAAT DI YERUSALEM Mat 21:1-23:39
Mat 21:1-11 | Masuk kota dengan penuh kemenangan |
Mat 21:12-27 | Di Bait Allah |
Mat 21:28-22:46 | Perumpamaan dan pertanyaan |
Mat 23:1-39 | Kecaman Yesus |
[11] KEADAAN MASA DEPAN Mat 24:1-25:46
[12] PUNCAK MISI KRISTUS Mat 26:1-28:20
Mat 26:1-35 | Peristiwa-peristiwa sebelum Getsemani |
Mat 26:36-27:31 | Penangkapan dan penghakiman atas Kristus |
Mat 27:32-66 | Penyaliban |
Mat 28:1-20 | Kebangkitan dan sesudah itu |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi